Artikel Terbaru »

Landasan Untuk Kritik Sekuler Terhadap Agama*

Ketika aku mencoba mencari tahu tentang keberadaan atau eksistensi yang kafir dari kesalahan segera dikompromi setelah bentuk kesurgaan telah terbukti salah. Manusia, yang hanya menemukan refleksi dirinya sendiri di dalam realitas surga fantasi, dimana dia mencari seorang dewa, tidak lagi akan bersedia untuk hanya mendapati pencerminan diri itu cuma mendapati seorang non-manusia, dimana dia mencari dan harus mencari realitasnya yang sejati inilah fakta yang aku dapatkan ketika aku mencoba berdiskusi dengan seorang wanita dipagi hari kemarin.
Dan aku mencoba mencari kejelasan tentang otokritik terhadap perdebatan yang selama ini bergulir. Dan landasan untuk kritik sekuler adalah: manusialah yang menciptakan agama, bukan agama yang menciptakan manusia. Agama adalah kesadaran-diri dan harga-diri manusia yang belum menemukan dirinya sendiri atau sudah kehilangan dirinya sendiri. Namun manusia bukanlah suatu makhluk abstrak yang berkedudukan di luar dunia. Manusia itu adalah dunia umat manusia -- negara, masyarakat. Di Negara ini, masyarakat mencoba menghasilkan agama, yang merupakan sebuah kesadaran-dunia yang terbalik, karena mereka sendiri merupakan sebuah dunia yang terbalik. Agama merupakan teori umum tentang dunia tersebut, ringkasan ensikopledia dunia tersebut, logikanya di dalam bentuk yang populer, perbudakan spiritual dunia tersebut, antusiasmenya, otoritas moralnya, pelengkapnya, dan basis penghibur dan pembenarannya yang universal. Agama merupakan realisasi inti manusia yang penuh khayalan (fantasi) karena inti manusia itu belum memiliki realitas yang nyata. Maka, perjuangan melawan agama secara tidak langsung adalah perjuangan melawan sebuah dunia yang aroma spiritualnya adalah agama tersebut.
Kesengsaraan agamis merupakan ekspresi kesengsaraan riil sekaligus merupakan protes terhadap kesengsaraan yang nyata tersebut. Agama adalah keluhan para makhluk tertindas, jantung-hati sebuah dunia tanpa hati, jiwa untuk keadaan tak berjiwa. Agama adalah candu rakyat.
Aku pernah membaca salah satu bagian dari das capital tentang menghapuskan agama sebagai kebahagiaan ilusioner untuk rakyat, berarti menuntut agar rakyat dibahagiakan dalam kenyataan. Maka, panggilan supaya mereka melepaskan ilusi tentang keadaan mereka adalah panggilan agar mereka melepaskan keadaan di mana ilusi itu diperlukan. Maka, kritik terhadap agama adalah embrio dari kritik terhadap dunia yang penuh kesedihan dimana agama merupakan cahaya lingkaran sucinya.
Kritik telah merenggut bunga-bunga ilusioner dari rantai, bukan supaya manusia akan terus mengenakan rantai yang tak terhias dan suram itu, melainkan agar dia melepaskan rantai itu dan memetik bunga yang nyata. Kritik terhadap agama menghancurkan ilusi manusia, supaya dia berpikir, bertindak, dan menghiasi kehidupan nyatanya seperti seorang manusia yang telah menyingkirkan ilusi-ilusinya dan memperoleh kembali kesadarannya, supaya dia bergerak memutari dirinya seperti mataharinya sendiri. Agama hanyalah matahari ilusi yang berputar mengitari manusia selama dia tidak berputar mengitari dirinya sendiri.
Maka begitu dunia di luar kebenaran itu hilang, tugas ilmu sejarah adalah untuk memastikan kebenaran dunia nyata ini. Begitu bentuk suci dari keterasingan manusia telah kehilangan topengnya, maka tugas filsafat, yang menjadi pembantu ilmu sejarah, adalah untuk segera mencopot topeng keterasingan dalam bentuk-bentuk yang tak suci. Sehingga kritik terhadap surga menjelma menjadi kritik terhadap alam nyata; kritik terhadap agama menjadi kritik terhadap hukum, dan kritik teologi menjadi kritik politik.
Inilah suatu bentuk pemikiranku terhadap gejala syndrome keputusasaanku terhadap agama, ketika kelak aku menemukan inti dari jawaban yang selama ini selalu aku pertanyakan, maka aku akan mencoba mengagitasi diriku lagi.
.

-------------------------------------------------------------------
*penulis adalah seseorang dalam pencarian jati dirinya.

Aku Mengingat Kematian

Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Dan aku pun menyadari bahwa hari-hari yang telah aku lewati justru semakin mendekatkanku kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain, apalagi aku sadar dengan kondisi kesehatanku yang semakin hari semakin menurun kematian bagiku hanya tinggal menunggu waktu.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang dengan kematian mereka berpikir tentang di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Sekali lagi aku merenungkan segala sesuatu yang dapat aku lakukan saat ini aku masih dapat mengedipkan mata, menggerakkan badan , berbicara, tertawa , bernyanyi, menari, berlibur bersama teman-teman dan akupun merenungkan tentang bagaimana keadaan dan bentuk tubuhku setelah kelak aku mati nanti.

Dimulai saat aku menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya,aku tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging” tidak adalagi label Rapper terselip di nisan kuburku, atau gelar kesarjanaanku. Tubuhku yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, aku akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, lalu jenazahku akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazahku dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi ku. Ini adalah akhir dari episode kehidupanku sebagai actor intelektual di dunia. Mulai saat ini, aku hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan. Dan kalian akan mengingat aku melalui buku yang saat ini kalian baca sebagai tanda mata terakhir dariku.

Aku membayangkan Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburanku akan sering dikunjungi oleh kerabat, kawan setiaku, kekasih, bahkan manusia yang mengenaliku sebagai sahabat. Namun Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat ku akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematianku . Di rumah, ruang dan tempat tidur ku yang kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milikku akan disimpan di rumah, baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milikku akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang mungkin masih berkabung akan kepergianku. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenangku. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasiku yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah aku akan diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagiku.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah aku dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada tubuhku tersebut hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi, bermain dengan suntikan, pergi berlibur kepulau yang indah atau memiliki pekerjaan yang terhormat semuanya tidak akan mungkin terjadi. Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, jiwaku akan segera meninggalkan tubuh ini segera setelah nafasku berakhir. Sedangkan sisa dari tubuhku akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

Aku mencoba berandai-andai , Seandainya Allah ingin, bukan tidak mungkin tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting. Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menungguku. Seharusnya aku sadar bahwa ini bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Aku harus menyadari bahwa aku juga memiliki suatu eksistensi di luar tubuhku. Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca buku ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya. Jadi ketika aku harus bertarung melawan virus kanker yang menggerogoti tubuhku saat ini, tidak ada lagi alasan untukku lari dari kematian.

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.
Jika aku boleh meminta kepadaMu Tuhan, aku ingin dapat dimuliakan sebagaimana engkau mengangangkat derajat orang-orang saleh, aku berdosa telah mengabaikan perintahMu, tapi izinkan aku menunggu kematian, dan biarkan aku mempersiapkan diri untuk menghadpi kematian yang telah pasti akan menghampiriku.

Sebuah Pembelaan

Aku selalu bertanya tentang keadaanku kini, ketika apa yang aku inginkan tak pernah bisa aku dapatkan kini, keberuntungan seakan menjauh dariku, aku ingin melepas kerinduanku dengan terpuaskan hasratku walau kedengarannya naïf, memaksakan keinginan yang tak pernah bisa aku dapatkan! Tapi apa aku boleh menginginkan seusatu? Kurasa manusiawi, tapi mereka tak pernah memberiku kesempatan, mungkin pernah, dan aku telah berhasil menyia nyiakan kesempatan itu, terlihat jelas pribadi yang memuakan pada diriku sendiri, sahabat yang menemani tak ada lagi, mereka bergumam “dasar pembohong” kepadaku! Pembohong?! Yaa, mereka menyebut aku demikian, rasanya sulit untuk melakukan self defense ketika mereka berkata demikian bahwa memang aku telah banyak mengecewakan mereka, dan mereka menyebut aku si pembohong, pembual, si mulut besar atau umpatan-umpatan yang mereka senandungkan!
Terimakasih kawan…. Kuharap umpatan kalian berguna!! Tapi silahkan kalian simpan karena aku tak membutuhkannya!!
Kalian memang telah sempurna setidaknya dimataku! Kalian melakukan apa yang seharusnya kalian lakukan!! Jika kalian sebut aku pembohong kalian telah meyakinkan aku bahwa semua adalah benar adanya! Jika unsur terpentingnya adalah kepedulian kalian.. terima kasih pula telah membenci aku dan katakan sekali lagi, aku sebagai PEMBOHONG untuk memastikan bahwa aku keparat kecil kalian!

Apakah cukup kalian berbicara… apakah dapat aku berbicara?
Mungkin kalian mempersalahkan tindakanku (tidak lain) atas teori kalian sendiri.. Walaupun teori itu merupakan suatu alat kultur intelektual yang tiada bandingannya yang tidak terpakai sementara teori kalian tidak bisa diterapkan pada kultur persahabatan yang terjalin diantara kita!! Dan aku memang pembohong kawan untuk kalian! batasan-batasan keegoisan yang sangat sempit di bidang kegiatan-kegiatan intelektual. Wilayah energi kreatif yang dibatasi pada satu departemen emosi yang kalian suguhkan lewat drama teatrikal bertajuk pendiskriminasian perilaku si junkie! Untuk itu kurasa telah cukup!
dalam banyak cara aku memuaskan diri sendiri dalam menipu harapan para optimistis seperti kalian..! Aku sudah mencoba untuk memindahkan harapan kealam bawah sadar!

Bila Aku adalah salah satu dari benda-benda di langit, Aku akan melihat dengan detasemen bola debu dan kotoran yang buruk rupa ini … Aku tidak akan bersinar diatas yang baik dan buruk dengan seimbang…! Tetapi aku adalah seorang manusia. Yang telah menjadi kawan terburuk kalian, pemakan ilmu pengetahuan yang bodoh, mungkin juga aku sepertinya hanya merupakan momen tak berarti di dalam keseimbangan waktu.. waktu yang meronta memohon untuk kembali ketika kalian masih hangat dalam pelukanku!

maafkan aku telah mencederai janji.... i love u friendz....

WHO?!!

Ketika aku bercerita dengan beberapa orang kawan tentang keberhasilanku meraih gelar kesarjanaan, sebagian dari mereka menganggap ini bukanlah sesuatu yang membanggakan, alas an pertama yang aku dapat ketika mereka mencoba meminta alas an mengapa mereka bersikap demikian adalah, gelar akademik yang aku dapatkan bukan berasal dari universitas ternama seperti mereka,atau mempertanyakan akreditas dari kampus tempatku menimba ilmu. Lalu alasan yang kedua adalah, mereka sangsi akan efektivitas kuliah non-reguler yang “hanya” belajar di hari libur yang notabene mereka libur dihari itu. Alas an yang ketiga adalah alas an tentang Gelar Kesarjanaan yang diperjual belikan tanpa tanpa melalui prosedur yang standar dengan mengabaikan filosofi pendidikan akademis dalam upaya mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan dalam memahami dan menguasai suatu bidang ilmu.

Aku adalah seorang Sarjana Hukum dari salah satu Universitas tidak ternama di salah satu daerah terpencil di Banten Selatan, mungkin karena orangtuaku hanya mampu menyekolahkan aku sampai “kelas” ini, namun setidaknya aku bersyukur telah mampu menyerap ilmu yang diberikan dosen-dosen yang mungkin kalian sebut tidak berkualitas atau under quality dan sedikit mengimplementasikan dan mengaplikasikannya kedalam berbagai konsep. Aku tak pernah merasa malu atau harus beradu argumentasi hanya untuk melakukan self defense akibat pertanyaan bodoh seputar “pernah KKM??!!” atau “pernah membuat skripsi”. Mungkin aku tak perlu menjawab ini dengan mentransendir kata-kata untuk menjadi bahan perdebatan, cukup dengan mendengarkan saja karena aku tak punya cukup keberanian untuk menentang segala bentuk hedonisme epikorus yang berlaku ketika berbicara seputar kualitas atau kuantitas civitas akademik non unggulan. Apakah kalian mengalami degradasi moral ketika harus berhadapan dengan kenyataan dunia kerja?! mungkin kalian mampu menjawab ini hanya dengan menunjukan eksistensi sebagai si hebat dan si berguna dengan mengesampingkan inteligenitas semu lalu menendang pantat ortangtua yang berharap kelak materi akan segera tergantikan oleh foto wisuda yang akan di share di Facebook!. aku memiliki apa yang tak kalian miliki, dan kalian pun memiliki apa yang tak aku miliki, berbagi dan saling menghargai, ini bukan soal siapa dan berasal dari mana!! Ini tentang pentingnya saling menghargai!
Aku telah selesai berbicara!! Sekarang, silahkan berbicara dan aku mendengarkan!

DEAR : HEROIN

I am angry..
You made me believe you were the cure for my every kind of pain,
I had you wrapped around me while I let you take control of my veins.

At this point in time I didn't know who or what you turned me into,
But you made it impossible to get through days without you.
You had control of my body now, and if I didn't choose you,
you made me feel so sick to where I was helpless not knowing what to do.

By now I started doing the things I swore I would never do,
lying and stealing off the people who didn't mean a thing to you.
You had me convinced that throughout my life you were determined to stay, that I did not have that option of turning and walking away.

Before you know it, everyone I loved seen this side of me that was hurting them inside, everytime they questioned,
I did what you taught me to do..Lie.

I wanted to let you go and get you out of my way, so scared to tell someone imagining what they would say.
Don't want to be judged, it was a decision I would have to make, but I've wasted so much time, it was a little too late.

Being put in jail was something I knew it was going to come down to, but it made me free of relief knowing that I could not get to you.
It was a struggle, but a worth while fight because now I am in control and you are out of my life.
Being sober turned me into the person I've always wanted to be, and the was the one day you were praying I would never see.

Now I am doing the good things I never imagined myself to do, and proudly I can say I am doing them without you.

Aku Mencintaimu

Entah mengapa dalam beberapa kesempatan terakhir ini aku selalu ingin menulis sesuatu tentang manuskrip cinta, mungin saja peraaan yang menyapaku lewat cinta dari nya untukku. Bukan mengherankan ketika aku menganggap adiksi ini sebagai sesuatu yan berlebihan, atau harus kembali kepada sebuah teori tolol tentang perbudaan cinta Filsuf pesimistis seperti Schopenhauer yang menganggap cinta tak lebih dari sekedar wujud dari kehendak. Dorongan yang terus ada dan keberadaannya menyiksa manusia. Kehendak itu tak mempunyai ujung yang tetap, yang jika tercapai akan membawa kepuasan. Sampai mati, Schopenhauer memang tak memiliki pasangan. Jadi bisa saja pendapatnya itu sekedar pembelaan karena ketakmampuannya meraih wanita idaman.
Tak lebih dari sekedar prokreasi, atau kita lebih mengenalnya dengan reproduksi. Itulah tujuan cinta menurut Schopenhauer. Keberadaan manusia-manusia selanjutnya yang meneruskan eksistensi spesies Homo Sapiens. Pada bagian selanjutnya, manusia-manusia barulah yang terus tenggelam dalam kehausan yang tak pernah habis akan cinta. Merekalah yang meneruskan takdir kesengsaraan yang tak habis-habisnya.
Sangat mungkin Schopenhauer ingin menjadikan dirinya legenda. Dia memilih menjalani hidupnya sendirian, dan dengan begitu membenarkan argumennya. Saya lebih memilih tak memercayai argumen seorang yang membandingkan kesetiaan seekor anjing dengan manusia seperti Schopenhauer. Atau misal jika seseorang berkata, ”Uh, aku benci sekali padanya!” sambil menggeram, Anda dapat merespon dengan, ”Astaga, itu seksi sekali! Kamu mesti berkaca kalau lagi begini. Beneran seksi abis, Madonna dan Marylin Monroe akan ngiri melihat ekspresi kamu yang seperti ini.”tapi tida demikian dengtan kamu sayang, wanita itu telah mammpu emmbuatku mengeramkan idenentitasku selama ini. Mungkin kedengarannya memuakan tapi inilah kenyataannya, aku cinta dia dan kedengarannya tidak memuakan bukan?!!

dan kalimat terakhir yang ingin sekali aku dapat ucapkan adalah :
AKU SANGAT MENCINTAIMU SAYANG!!

Dunia berdiri di atas kepalaku dan yang paling pertama dalam arti bahwa didalam kepalaku terapat prinsip-prinsip yang dicapai oleh pikiranku sendiri, dapat dikatakan sebagai dasar dari segala tindakanku juga, tetapi kemudian realitet telah bertentangan dengan prinsip-prinsipku, sebenarnya, harus dijungkirbalikkan. Setiap keinginanku untuk dapat selalu bersama nya, setiap gagasan lama yang tradisionil dibuang ke dalam gudang barang rombengan sebagai tidak rasionil.. dan kisah cintaku hingga kini telah membiarkan dituntun semata-mata oleh prasangka-prasangka, segala sesuatu di masa lampau hanya patut dikasihani dan dicemoohkan. Memandang semua ini hanya dari balik ketakutan.
Mungkin salah satu cara adalah dengan mengaktifkan kembali susunan syaraf yang telah rusak untuk memperlancar system kerja otak, sehingga dimungkinkan untuk segera mengoptimalkan kembali pemikiran-pemikiran brilian yang pada akhirnya akan segera berguna untuk menembus rapatnya tembok gossip murahan disekelilingmu sayang. Aku akan membuat semuanya kelihatan samar karena aku sadar aku tidak sepenuhnya superior, karena aku sadar, bahwa aku tidak sepenuhnya sempurna, setidaknya untuk hubungan kita.
Aku tidak akan pernah peduli dengan sesuatu yang aku anggap tidak penting. Tidak penting untuk dibagi dalam artian aku enggan untuk mendeskripsikannya, menuangkan dalam ide-ide gila bagai entalitas borjuis kecil yang dengan cara brutal yang secara tidak kena, secara tidak bersungguh-sungguh, bahkan secara tidak tepat menyerang seseorang seperti Cabet, untuk dihormati akan sikap praktikalnya terhadap proletariat, sementara ia memuji-muji seseorang seperti Dunoyer.
Aku telah selesai berdiskusi denganmu walau akhirnya kau meninggalkanku dalam lelapnya tidurkmu, tapi aku masih akan terus berfikir untuk dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang sangat mengganggu fikiranku ini. Aku sayang kamu..

dengarkan saja sajak penuh derita..
jika memanggil bilang saja "aku tak berdaya"
dengarkan saja ketika semua ingin menghantam
katakan saja "aku berbisik dalam kelam"
hingga tak lagi ditemukan..
sisa cinta yang termarjinalkan
atau lekatnya siti nurbaya dalam perjalanan cinta insan manusia
biarkan saja mereka menggerogoti kekeliruan mereka sendiri
biarkan saja mereka berasumsi


saat ini pemikiranku dikebiri oleh prasangka buruk, secara tidak sehat aku masih bertengkar melawan nafsu, permasalahan klasik dan aku hanya membutuhkan beberapa saat saja untuk berakselerasi, dan ketika itu semua permasalahan akan segera terselesaikan, meninggalkan otoritas semu doktrin orang tua terhadap anaknya sehingga akan melahirkan sebuah keputusan yang tidak merugikan pihak manapun. segera bersiap dan aku akan menjadi sempurna setidaknya untuk hubungan kita...

AKU MALU Jadi Bangsa Indonesia

faksi-faksi dominan tlah berkuasa lewat iklim prasangka..
menjadi habitus baru bagi pemuja soekarno dan hatta…
kesadaran Lacanian tidak berdiri sebagai nomenclatura..
memposisikan diri kedalam disparitas bangsa terjajah…

lembaran nasklah proklamasi tercetak diatas debu..
artefak sejarah yg hilang ditelan rezim orde baru …
purifikasi pancasila dalam belenggu perjanjian palsu..
diskusi dalam batas liberalisme kelabu…

tradisi konsensual ala komunis yg tereduksi…
dalam definisi vandalis di tiap aksi demonstrasi…
komunikasi berakhir diujung rekonsiliasi…
tercipta dalam symphony rekonstruksi ideology..

Artikulasi negatif menguat dengan mesin repetisi
Membentuk stigma dikalangan pecandu birokrasi
Dikte negara atas media menyentuh banyak dimensi
Dari legislasi sampai pemusatan modal kuasa ekonomi

Ketika dunia pendidikan menjadi ruang public yang terisolasi
blunder polemik formal terjadi untuk mengejar sbuah prestasi…
Mitos berbentuk bangunan metafora tentang siswa tanpa alas kaki…
Dibawah bobroknya system pendidikan tanpa ada transparansi…

Membangun arsitektur sosial yang terdiri atas tendensi …
dalam keluguan moralitas budaya diskriminasi..
ketika heroin bersenggama dengan aroma diplomasi
sebagai dimensi tradisional tarian halal jeruji besi…

Mitos tentang Negara yang semakin melemah adalah
sebuah konsep yang mengaburkan analisis secara ilmiah…
Percuma berharap pada LSM yg semakin payah…
Ketika lembaga donor menintervensi semua nya…

Negara bukanlah entitas “sakral” yang tanpa celah..
Definisi revolusioner adalah ajang mengumbar sumpah…
Disfungsi ereksi legislative impotensi suatu berkah…
dalam kontrol rezim korporasi politik sampah

slogan anti korupsi tersembunyi dibalik tahta penguasa..
ketika merah putih hanya berkibar saat upacara bendera..
lalu dengan sombong teriakan nasionalisme tanpa arah..
dan garuda didadaku hanya ada di turnamen sepakbola..


merentang dari yang rasional sampai yang paling primodial..
meredam insting morfologi pertumbuhan kranio fasial
Rasionalitas berdiri diatas demokrasi instrumental…
Dari yang paling parsial sampai jemu fatwa universal…

Kebebasan berserikat dilumpuhkan atas nama daulah Islamiyyah
Berharap Thoifatun Al Manshuroh muncul membela akidah
Tindakan FPI mencatut nama dakwah Salafiyyah
Pembenaran dengan kekerasan demi firqotunnajiyah

loyalitas keagamaan sampai virtual popularitas
dominasi diskursif para penjual identitas…
skandal keuangan dan instabilitas ekonomi kronis
bersatu dalam regulasi intervensi pelacur bisnis

relasi politik kekuasaan yang asimetris
telah merubah kompetisi politik menjadi ajang menjual tangis
represi kekuatan kuasa dan hegemoni magis..
ketika media massa hanya menjadi ikon propagandis

biarkan retorika berlarut dalam pencitraan berita..
Drama teatrikal sempurna dari para pimpinan KPK…
atau kisah ricuh pilkada di tiap daerah…
dan kasus century tergeser panasnya video ariel dan luna maya…

Determinasi peradaban teknologi jauh lebih dominan
ketimbang refleksi dialektikal keseimbangan…
politisi dekaden yang hanyut dalam simpul kesadaran..
bercampur peluh keringat PSK diranjang kenikmatan…

Jembatan terbentang diantara otoritas kekuasaan
Menghantam si miskin kota lewat wacana kebebasan…
adakah keadilan dari dakwah belas kasihan….
saat penindasan menjadi santapan aparat keamanan…

Ketika tajamnya pena masih dianggap sebagai pengkhianatan
Terkurung intimidasi keji hukum kemunafikan…
kredo rasionalitas menyisakan krisis peradaban
tenggelam pada situasi paradoks ekstrim yang sengaja diciptakan..

mobilisasi politik partisan abaikan aktivasi intelektual..
jadikan komoditas seperti HIV dan anti retroviral..
Apologi yang kerap terdengar dari nafas yang tersenggal..
Dialog kritis dengan menghantam kaum marginal…

Aku Berbicara Uang

Ada saat dimana aku harus meletakan semuanya dan mulai berfikir tentang hasil akhir dari pertandinganku melawan ketergantunganku terhadap heroin yang hamper saja membunuhku, aku mulai mengkalkulasikan berapa banyak kerugian yang aku derita selama aku memadu kasih dengannya, ternyata menghasilkan angka yang sangat diluar dugaan, secara materiil kerugian itu mungkin cukup banyak dan mengakibatkan penurunan laju inflasi pada sektor dompet si Mama! Konsekwensinya adalah, resiko pemotongan uang jajan, repotnya naik angkutan umum, penarikan fasilitas untuk menunjang kegiatanku untuk mengagitasi perempuan-perempuan cantik diluar sana.
Belum lagi penarikan kepercayaan dari orang tua, teman-teman dan wanita disekitarku, sangat-sangat menjengkelkan saat ada seorang kawan memanggilku dengan sebutan “pembohong” atau mama yang lebih percaya dengan orang lain daripada anaknya sendiri terutama dalah hal yang berhubungan langsung dengan benda yang banyak diperebutkan manusia saat ini yaitu uang!!.
Cukup banyak sekali permasalahan yang berlatarbelakang benda ini, saling bunuh untuk mendapatkannya, merampas hak orang lain, mamanipulasi kenyataan, menipu, sampai pengabaian perintah dari Tuhan karena manusia lebih mengejar-ngejar uang untuk pemenuhan hasratnya daripada mengejar ibadah demi mendapatkan surga, pun demikian dengan aku! Pernah suatu saat aku berkhayal tentang dunia tanpa uang!! Apa jadinya.?! mungkin takkan ada perampokan untuk mendapapatkan uang, mungkin tak ada perang untuk memperlluas wilayah jajahan, mungkin pelacur, gigolo, waria takkan lagi punya alas an untuk menjual diri demi uang, Mungkin orang-orang akan malas bekerja karena tidak ada tujuan yang akan dicapainya sebagai penghargaan atas jerih payahnya bekerja, mungkin orang-orang tidak akan ada yang mengemis dipinggir jalan, takkan ada korban penjualan manusia, takkan ada orangberfikir untuk menjual tanpa uang ketika segala sesuatu yang dianggap orang sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dan terasingkan dari dirinya menjadi suatu objek pertukaran, objek lalu-lintas dan dapat dipisahkan dan diasingkan. Inilah waktunya ketika justru segala sesuatu yang hingga saat itu telah dikomunikasikan, tetapi tidak pernah ditukarkan, yang diberikan, tetapi tidak pernah dijual, yang diperoleh, tetapi tidak pernah dibeli yaitu kebajikan, cinta, keyakinan, pengetahuan, hati-nurani. ketika segala sesuatu, singkatnya, beralih menjadi perdagangan. Itulah masanya korupsi umum, sogok-sogokan universal, atau, dikatakan dalam pengertian-pengertian ekonomi-politik, masa ketika segala sesuatu, moral atau fisikal, setelah menjadi suatu nilai yang dapat dipasarkan, dibawa ke pasar untuk dinilai pada nilainya yang paling tepat.
Entahlah mungkin saja aku hanya terbawa dalam satu suasana dimana nasib dompet kulitku telah kosong tak berisi, mungkin aku harus segera berkemas guna terjun langsung ke arena peperangan dimana aku akan mendapatkan benda keramat itu untuk melampiaskan nafsu dan keinginanku atau setidaknya mendapatkan pengakuan ditengah masyarakat dunia yang berorientasi materi ini dimana seseorang akan dinaikan derajatnya karena tahta, kuasa dan banyak uang.

Inilah Masa DEPAN!!

Perbincanganku dengan beberapa kawan tadi malam telah berhasil membekukan impuls kuat pemikiranku tentang masa depan, hamper setengah malam kita memperbincangkan tentang beragam kisah orang-orang sukses, pembesar negeri, sampai dinamika perserikatan dinas atau instansi pemerintahan, berbelitnya system birokrasi sampai management entrepreneur, sungguh menarik.

Aku bertanya dalam hati, dapatkah membangun propaganda abstrak dalam pengeleminasian elemen negative dari diri seorang sarjana muda yang bisa dikatakan berbalik dengan kenyataan karena hal itu terkait dengan sebuah perjuangan yang riil dan karenanya bisa terkait dengan minoritas semangat juang masa muda. Mungkin ini berarti bahwa propaganda realistis dapat membangun strike a chord dengan afirmasi negative yang telah terprovokasi akibat pergeseran kepentingan untuk mampu berbicara banyak ditengah hedonisme epikuros.

Banyak cara untuk memabngun kepercayaan diri, atau itu menjadi masalah yang sesungguhnya. Aku mungkn salah satu dari sebagian orang yang mengalami degradasi kepercayaan diri, apakah mungkin dengan menjungkirbalikan kenyataan bahwa mimpi adalah bagian dari realita?!. Lavoisier mungkin saja berhasil menemukan antipode sesungguhnya dari flogiston yang fantastik itu dan membuang ke laut seluruh teori flogistika. menyingkirkan hasil-hasil eksperimental yg mendalam tentang sebuah mimpi untuk menjadi pegawai BUMN atau Pegawai Negri Sipil, Bahkan sebaliknya daripada eksperimen Lavosier itu. Aku mencoba untuk bertahan dengan kenyataan siapa aku!!
Karena sebuah imajinasi ditegakkan bukan dengan logika formal yang berasal dari aksioma "A" adalah sama dengan "A", tetapi dengan logika dialektis yang berasal dari aksioma bahwa semua hal selalu berubah. Akal sehat akan dapat dikarakterisasi oleh kenyataan bahwa materi secara sistematis mampu melampaui toleransi dialektis sehingga mampu melampaui perkembangan kekuatan-kekuatan produktifnya lewat struktur bulat birokrasi kepegawaian yang membentuk anatomi sebuah cerita bernama Kolusi dan Nepotisme yang kemudian berujung pada KORUPSI!

Kadang aku merasa kecil, tapi aku ingin menjadi besar. Sekranglah saatnya!! Ketika dialektika itu berdiri di atas kepalaku, Ia mesti dibalikkan agar berdiri secara benar, apabila ingin menemukan inti-rasional di dalam kulit mistikalku!! Tinggalkan segala hal yang menghambat laju imajinasiku, bergerak taktis dan berbicaralah pada dunia.

Its all over now

Dalam beberapa waktu belakangan ini, masalah "apa yang harus aku kerjakan" telah menghadapkan aku pada situasi yang sangat mengnyita perhatian segelintir reformis nurani seorang Sendy. Dan harus diakui bahwa aku memang belum memecahkan masalah megenai karakter dan metode-metode pendekatan secara intensif terhadapnya, sebuah masalah mendasar bagi seorang yang baru saja mengalami recovery total akibat adiksi berkepanjangan selama beberapa tahun terakhir yang aktivitasnya berupa praktek penodaan symbol kepercayaan. Hal ini masih menimbulkan perbedaan-perbedaan pendapat yang serius, yang menampakkan ketidaktetapan serta kebimbangan ideologis yang menyedihkan.
Aku harus menjungkirbalikan kenyataan bahwa aku bukan seorang propagandis, bila boleh beranologi aku taktis seperti Kaum Likwidator, yang diseret oleh gelombang desersi borjuis, untuk meninggalkan revolusi marginal hubungan sebab akibatku dengan beberapa orang kawan yang mendefisiasikan perasaan lalu meleburkan lewat beberapa tanya kepada diriku sendiri terhadapnya.


Ada beberapa kata-kata untuk menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin timbul. Secara terus menerus ketika kamu menggunakan logika sakit hati setelah berbicara tentang persiapan yang sistematis dan terencana, namun sama sekali aku tidak bermaksud menjelaskan kongkritnya bagaikan otokrasi yang dapat ditumbangkan hanya oleh pengepungan reguler atau serangan yang terorganisir.
Karena Pandangan demikian akan menjadi menggelikan dan doktriner. Sebaliknya, adalah mungkin saja, dan secara historis lebih sering terjadi, bahwa otokrasi akan runtuh di bawah tekanan ledakan spontan atau komplikasi-komplikasi politik yang tak terduga sebelumnya, yang sebenarnya secara terus-menerus mengancam otokrasi itu dari segala sudut. Sama halnya seperti otokrasi yang tumbang hanya oleh pengepungan regular atau serangan yang terorganisir, walaupun pada saat ini pun aku belum mampu untuk menumbangkan kerasnya tembok besar hatimu, suatu saat keadaan mungkin berbalik arah. Mungkin aku harus menempuh jalan sendiri, dan haruslah secara tabah mengejarmu tanpa lelah dan makin seiring berkurangnya kepercayaan pada faktor yang tidak bisa diduga sebelumnya, seperti dirimu yang terjebak pada kesalahan-kesalahanku terdahulu, maka semakin berkurang juga kemungkinanku untuk terperangkap kelengahan yang disebabkan perubahan historis apapun. Sehingga pada akhirnya apa yang aku impikan dan kamu juga impikan akan segera terwujud.

aku belum mampu mengorganisir beberapa kelemahan terbesarku dalam menghadapi tekanan yang bertubi-tubi dalam proses pendewasaan ini, ada seseuatu hal yang harus dipersalahkan tentang senioritas bahkan intimidasi kecil terhadap kawan kecil. inilah bentuk ketidakadilan ketika berhadapannya teori flogistika dengan teori sembarangan yang dikembangkan, cukup mudah untuk mendelegasikan hal ini kepada tiap individu yang berkompetisi meraih puncak tertinggi inteligenitas. bahkan dengan tidak melibatkan dalam pengambilan keputusan.

Ini penilaian yang paling objektif, ternyata merekapun memeiliki beberapa kriteria tandingan, haaaa cukup lucu bagiku mengingat apa yang telah digambarkan ini merupakan bentuk penyelarasan hubungan antara siapa dan mengapa!?! atau dengan pasti aku menyebut semua ini adalah BODOH!
apakah cukup untuk memahami isi dibalik kepala hanya dengan menjungkirbalikan kenyataan saja?! aku rasa terlalu naif ini bukan propaganda abstrak! ini adalah pertarungan! siapa yang kuat dia yang menang! mohon maaf aku terpaksa menjilat untuk itu aku harus pergi! sampaikan salam untuk yang mulia kebebasan dalam hitungan detik aku akan berpaling!

Tunggu Aku Kawan

Aku selalu bermimpi untuk dapat berarti, mengabdikan sebagian hidupku untuk sesuatu yang berharga. Aku menginjak sesuatu yang lembek sekali, kulihat itulah semangat juangku, semangat juang yang seharusnya aku bagi dengan kawan-kawan korban penyalahgunaan zat adiktif, yang telah terampas haknya, terintimidasi sistem, terdiskriminasi dan disingkirkan dari masyarakat kelas sosial.

Aku ingin sekali menjadi inspirasi bagi kawan-kawanku, aku membayangkan diriku memiliki disiplin ideologis dan administratif, mengetahui dan mempraktekkan sentralisme dan keseimbangan hukum sesuai bidangku dan mengetahui bagaimana mempraktekkan azas diskusi kolektif dan pengambilan keputusan serta tanggung jawabnya masing-masing.menjadi seorang individu yang keberanian lahiriah dan moralnya telah berkembang seiring dengan perkembangan ideologisnya, yang selalu berkeinginan untuk menghadapi setiap perdebatan dan bahkan menyerahkan seluruh hidupnya untuk kejayaan revolusi. berfikir berdikari, yang mampu membuat keputusan-keputusan yang diperlukan dan melakukap prakarsa kreatif yang tidak bertentangan dengan disiplin.

Aku menghargai tiap jengkal tetesan keringat dari mitra kolektifku, aku berada di tempat yang berbeda kali ini, menjungkirbalikan kenyataan dari pertanyaan yang sebelumnya telah dibangun lewat isu yang sangat sensitif seputar propaganda kemanusiaan.
Aku merasa tidak ada salahnya untuk bekerja dengan kaum profesional, dengan mendesak kaum muda untuk mengikuti salah satu karir teknik yang lebih penting dalam upaya memberikan i1mu pengetahuan, ini sebuah energi antusiasme ideologis yang menjamin keberlangsungan jaringan pecandu untuk dapat bertahan ditengah kritikan tajam kepastian hokum yang dipertanyakan kembali. keharusan untuk menciptakan suatu tim administratif yang mengetahui bagaimana mengambil manfaat dan menyesuaikan pengetahuan teknis khusus lainnya, serta membimbing perusahaan-perusahaan organisasi negara lainya, untuk membawa membawanya sejalan dengan irama pergerakan revolusi bawah tanah persamaan hak korban napza.

Aku mungkin belum mampu melakukannya, aku mungkin hanya berdiri melawan rasa takut ini, rasa takut untuk tidak mampu mengcover keseluruhan aspirasi kawan-kawan grasroot, atau masih takut untuk memulai dengan kapasitas terbatas yang mungkin saja bisa aku kembangkan seiring pengetahuan yang akan selalu aku kejar sampai akhir hayatku nanti. Inilah perjuangan yang baru saja aku mulai, aku malu sekaligus terinspirasi oleh kawan aktivis yang intens memperjuangkan HAK korban napza yang telah pergi mendahuluiku, mereka seolah menegurku yang hingga kini diam saja melihat penyiksaan yang dialami oleh silent victims. Kawan-kawan itu adalah merupakan inspirasi bagiku. Aku bangga dengan kalian yang telah mampu mengakhiri krisis silogisme negative, mendobrak batas moral dan budaya.

Tunggu Kawan, akan aku teruskan kibaran bendera yang baru setengah tiang itu, lalu disatu masa nanti kita akan melihatnya bersama dari surga, melihat pemandangan indah, tak ada lagi diskriminasi, perlakuan stigmatif yang berujung pada dehumanisasi, melihat dengan damai persamaan hak yang pernah kita perjuangkan. Tunggu aku kawan, berbaringlah dengan tenang

Pagi!!

Mataku belum terpejam saat penjual bubur diseberang jalan itu telah membuka dagangannya, lelahku belum tersandarkan juga, kudengar sabda sebatang rokok yang mengepul diantara sesaknya helaan nafasku manasbihkan sebentuk harapan yang terkungkung beribu imajinasi. yang terakhir belum kulakukan hanya menipiskan sejengkal tanah yang baru saja dibasahi hujan pagi ini, tentang karya ilmiah yang tercipta melalui intimidasi fikiran, vandalisme fikiran dan hal-hal yang berkaitan dengan dimensi ketiga turunan waktu. mentari diufuk timur belum muncul, yang muncul pagi ini adalah keresahan, aku mungkin saja dapat segera mensubtitusikan keresahan ini menjadi sepenggal kisah kasih penyamun kecil yang berada diujung jurang tapi aku masih belum mau melakukan hal itu sampai aku benar-benar yakin untuk melakukan hal yang pada akhirnya pun akan pula menjadi penyesalan. ironis ketika harus kembali bertempur melawan ketidakpastian karena kebodohonanku yang terprovokasi untuk terus masuk kedalam duniamu, tidak secara elegan atau cara-cara semi ekslusif melainkan dengan cara yang sama sekali tidak berdasarkan teori usang kahlil gibran keparat itu tentang romantisme hubungan integral perasaan.huffhttss... sudahlah lupakan sejenak tentang sajak laki-laki berkumis itu kini kita hidup dizaman berbeda kawan, zaman yang telah dipenuhi oleh akar-akar globalisasi yang telah menjalar dari pedesaan sampai gedung-gedung di perkotaan, zaman yang telah dipenuhi oleh sekumpulan bajingan kecil yang ketergantungan akan teknologi sehingga sangat-sangat memungkinkan untuk memanipulasi cinta, zaman yang telah dipenuhi dengan kebohongan, kemerosotan moral dan zaman yang telah dipenuhi oleh kekecewaan pengikut gibran karena teori yang dulu sangat diagungkan saat ini telah dijungkirbalikan oleh perkembangan syaraf homo sapiens!

tak terhitung sudah berapa kali aku memulai perjalanan ini, dan tak terhitung juga sudah berapa kali aku harus resah, nampaknya dua kali, atau mungkin lebih, entahlah aku malas memikirkannya. Entah apa yang kufikirkan pagi ini, aku sendiri masih malas untuk memikirkannya, yang aku tahu adalah aku berhadapan dengan penemuan Charles Babbage untuk membunuh kebosanan dan sedikit menuangkan kekesalanku pagi ini. hanya diam, sebungkus rokok dan botol minuman ringan yang menemaniku berpetualang di alam maya. dan aku sama sekali tak membutuhkan masukan dari siapapun pagi ini karena dengan tegas aku akan menjawab TIDAK!. Sial!! entah kenapa tiba-tiba telefon genggam keluaran cina ku ini bergetar, ternyata sikeparat provider yang menghubungiku pagi-pagi dengan mengirimkan pesan pendek pemberitahuan bonus telefon 10 menit, dasar kurang kerjaan!! buyarlah sudah lamunank singkatku tadi, baru saja aku melayang ke alam bawah sadarku untuk menengok ke masa 3-5 tahun kebelakang, memang sangat mengesalkan jika kita hidup berandai-andai, andaikan saja aku dulu tidak mengenalmu, andai saja aku mau menuruti nasihat orangtuaku, andai saja..andai saja... dan berandai-andai lagi untuk mengakumulasikan andai-andai yang lain!!.

Aku telah culup puas memaki diriku sendiri kini tiba saat bagiku menintervensi diriku sendiri, luka lebam pada pelipis mata yang kudapat saat bermain futsal  tadi malam mulai merongrongku, belum lagi keluhan lain, ah.. minggu yang indah untuk berargumentasi dengan iblis. sudah cukup nampaknya aku memanagerial sisi emosionalku, kini aku akan beranjak tidur. selamat pagi!!

Freedom Fortilla

Mereka selalu berbondong dalam lubang penuh darah... cemeti yang rajin melecut berjalan lurus menuju padang arafah...
Darussalam yang tak pernah berujung pada lintangnya... Tak sempat dilahirkan.. karena mati terkubur dibawah nisan tanpa nama...!

Merekalah takdir dari orbit luar peradaban... Bermandikan Mitraliyur karabin.. angkat senjata para militan..
Dielukan lewat semiotik puisi penuh gemetar... Lemparan granat lavosier meledak dan ikut terbakar..

Ketika air mata tak terhapus dari pandangan shaf ghaib.. Dari balik mikhrab..tak tercatat bilangan ajaib...
Membalikan sujud.. memburu nafas dalam maklumat.. Tentang Sebuah kota yang terkubur takbir hingga kiamat...

Aku ingin hancurkan pabrik nista yang memproduksi dusta.. Mengoyak tenda-tenda pengungsi mengarak gutan belantara...
Membangkang Resolusi picik Majelis dunia... Ketika Shabra dan Shatila hancur bersama bumi Palestina!!

Saat Darwinis Sosial menjadi panduan ideologi Jabotinsky.. Doktrin keras proto-fasis Benitto Mussolini...
Semangat likud radikal mengusir kaum muslim palestin.. Ledakan As-sakhrah.. Kubah suci umat muslimin...

Kiblat pertama tlah dihancurkan oleh reptilia dari bawah tanah...Ditengah kumandang adzan disepanjang jalur gaza..
Rintihan Manusia menunggu mati sebagai syuhada... Terpenggalah kepala diujung senjata penghuni neraka..

Dengan lantangnya Jabra Ibrahim Jabra kobarkan semangat membara... Berapi nampaknya dari balik mimbar Al-Aqsa - As-Syura...
Saat bocah-bocah palestina Menjawab laras baja.. dengan lemparan bebatuan senja...

Terbungkamlah ujung senjata dibawah telapak sajadah.. Terpenjara tanpa suara.. mengikis kepingan tak bermaya...
Saat darah segar tlah membanjiri tanah An-biya... Khilafah tak segan resapkan darah para syuhada...

Mempertahankan bumi yang dititipkan Tuhan kepada kaum reformis.. Diserahkan Saverinus uskup pemegang baitul maqdis..
Kepada amirul mukminin Raudiallahu Anhu..Mempertegas seruan lantang umat muslim untuk bahu membahu...

Mereka mengubah demografi Palestina lewat infasi zionis yahudi.. Kematian manusia palestina hanya statistik bagi Rabbi Mordhaci...
Tak lebih dari fasia berujung lukisan mati... membawa injuri diatas darsum ujung belati...

Lamat kaki bocah-bocah palestina lewati padang savana... Merengek-rengek diantara deru mortir travesia...
Hanya menitik ketika ayah mereka menjadi syuhada... Gempita meriam ruahkan kabut airmata..

Wajah tanpa dosa menukik tajam ke cakrawala... Langit memedar merah memuntahkan vortus amarah..
Kibaskan saja Tuhan... Sayap Djibril kearah Zionis barbar..
Biarkan mereka terombang-ambing bagai tornado dipadang mahsyar...

Cinta dan Kasih bukan berarti hukuman mati.. ketika Rachel Corry harus bertarung melawan buldozer besi..
Alinea baru mengafirmasi jelaga fortilla... mengangkang kayuh palsu intimidasi jernihnya logika...

Siapa yang paling tangguh bercicara tentang teologi kemanusiaan?! Perdebatan tlah singkirkan aqidah dari dokumen ayat suci tuhan..
Apakah terwujud implementasi keimanan yang utuh?!! Dari ramalan suku maya sampai penemuan bahtera nabi Nuh...!!

Konspirasi sempurna propaganda iblis dan israel.. Dari setiap pusaran derita yang terbawa sampai tepian sungai Tigris..
Memaksa membuka blokade militer tanpa syarat.. Bukan memaksa Muslim tuk gadaikan kemurnian nilai syariat...

Beribu dukungan kecaman berlalu tanpa komando.. Berupaya memaksa Zabaniyah membuka gerbang purgatorio..
Saat google telah kalahkan popularitas kitab suci... Dan manusia kini memilih berdzikir lewat tombol-tombol Blackberry

Setiap energi yang terkuras untuk misi kemanusiaan  Mavi Marmara tlah bercerita tentang pembantaian...
Terima kasih kepada liga arab atas degradasi ketakwaan..
Telah biarkan genosida di palestina dan kalian hanya berpangku tangan..

Konsepsi anomi terorisme instrumentalis... Mencermati kehidupan rezim ortodox pancang politis...
Membangun kekuatan teritorial berbasis zionis..Vandalisme quo vadis bagi kaum primordialis...

Serangan seporadis bagai sympthon kronis magis..Project rekonstruksi sosial yang berakhir dengan tragis..
Kekuatan faksional memburu nafas dalam kelam... Dari identitas yang terancam hingga dislokasi sumberdaya alam...

(senzdee_a.k.a. Abdullah Ali)
4 Juni  2010

Aku Tidak Sedang Beretorika

Dalam beberapa waktu belakangan ini, masalah "apa yang harus aku kerjakan" telah menghadapkan aku pada situasi yang sangat mengnyita perhatian segelintir reformis nurani seorang Sendy. Dan harus diakui bahwa aku memang belum memecahkan masalah megenai karakter dan metode-metode pendekatan secara intensif terhadapnya, sebuah masalah mendasar bagi seorang yang baru saja mengalami recovery total akibat adiksi berkepanjangan selama beberapa tahun terakhir yang aktivitasnya berupa praktek penodaan symbol kepercayaan. Hal ini masih menimbulkan perbedaan-perbedaan pendapat yang serius, yang menampakkan ketidaktetapan serta kebimbangan ideologis yang menyedihkan.
Aku harus menjungkirbalikan kenyataan bahwa aku bukan seorang propagandis, bila boleh beranologi aku taktis seperti Kaum Likwidator, yang diseret oleh gelombang desersi borjuis, untuk meninggalkan revolusi marginal hubungan sebab akibatku dengan beberapa orang kawan yang mendefisiasikan perasaan lalu meleburkan lewat beberapa tanya kepada diriku sendiri terhadapnya.


Ada beberapa kata-kata untuk menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin timbul. Secara terus menerus ketika kamu menggunakan logika sakit hati setelah berbicara tentang persiapan yang sistematis dan terencana, namun sama sekali aku tidak bermaksud menjelaskan kongkritnya bagaikan otokrasi yang dapat ditumbangkan hanya oleh pengepungan reguler atau serangan yang terorganisir.
Karena Pandangan demikian akan menjadi menggelikan dan doktriner. Sebaliknya, adalah mungkin saja, dan secara historis lebih sering terjadi, bahwa otokrasi akan runtuh di bawah tekanan ledakan spontan atau komplikasi-komplikasi politik yang tak terduga sebelumnya, yang sebenarnya secara terus-menerus mengancam otokrasi itu dari segala sudut. Sama halnya seperti otokrasi yang tumbang hanya oleh pengepungan regular atau serangan yang terorganisir, walaupun pada saat ini pun aku belum mampu untuk menumbangkan kerasnya tembok besar hatimu, suatu saat keadaan mungkin berbalik arah. Mungkin aku harus menempuh jalan sendiri, dan haruslah secara tabah mengejarmu tanpa lelah dan makin seiring berkurangnya kepercayaan pada faktor yang tidak bisa diduga sebelumnya, seperti dirimu yang terjebak pada kesalahan-kesalahanku terdahulu, maka semakin berkurang juga kemungkinanku untuk terperangkap kelengahan yang disebabkan perubahan historis apapun. Sehingga pada akhirnya apa yang aku impikan dan kamu juga impikan akan segera terwujud.

aku belum mampu mengorganisir beberapa kelemahan terbesarku dalam menghadapi tekanan yang bertubi-tubi dalam proses pendewasaan ini, ada seseuatu hal yang harus dipersalahkan tentang senioritas bahkan intimidasi kecil terhadap kawan kecil. inilah bentuk ketidakadilan ketika berhadapannya teori flogistika dengan teori sembarangan yang dikembangkan, cukup mudah untuk mendelegasikan hal ini kepada tiap individu yang berkompetisi meraih puncak tertinggi inteligenitas. bahkan dengan tidak melibatkan dalam pengambilan keputusan.

Ini penilaian yang paling objektif, ternyata merekapun memeiliki beberapa kriteria tandingan, haaaa cukup lucu bagiku mengingat apa yang telah digambarkan ini merupakan bentuk penyelarasan hubungan antara siapa dan mengapa!?! atau dengan pasti aku menyebut semua ini adalah BODOH!
apakah cukup untuk memahami isi dibalik kepala hanya dengan menjungkirbalikan kenyataan saja?! aku rasa terlalu naif ini bukan propaganda abstrak! ini adalah pertarungan! siapa yang kuat dia yang menang! mohon maaf aku terpaksa menjilat untuk itu aku harus pergi! sampaikan salam untuk yang mulia kebebasan dalam hitungan detik aku akan berpaling!

Tentang Kamu

Aku bukanlah seorang propagandis yang akan berurusan dengan persoalan kehidupanku.. aku masih mesti menjelaskan egoisitas lepas dari krisis keprcayaan diriku.. sebab dari tak terhindarkannya krisis dalam silogisme modernitas cinta si cantik... kebutuhan untuk mentransformasikan perasaanku ini menjadi sebentuk cinta yang manusiawi... Jujur saja memang aku telah menyajikan banyak gagasan!! betul-betul sangat banyak.. sehingga gagasan itu akan dipahami sebagai suatu keseluruhan yang integral secara komparatif oleh para bidadari-bidadari sialan itu!. Meskipun demikian.. seorang agitator yang berbicara mengenai persoalan yang sama.. akan mengambil sebuah ilustrasi kematian nurani jiwa yang terdesak deadline kuno sang pujangga cinta untuk menegaskan sebuah hasrat tentang aku dan sebuah harapan…

Tapi semua ini bukanlah agitasi atau manipulasi perasaanku!! Ini adalah tentang satu orang bernama Shandy Rahadianyah Siregar yang memunculkan serangkaian gagasan tentang bagaimana untuk menang melawan pergolakan batin yang terjadi!! Tetapi hal itu juga bukan propaganda abstrak karena hal itu terkait dengan sebuah perjuangan yang riil dan karenanya bisa terkait dengan minoritas sisa cinta yang tersisa sebagai bagian dari sepenggal cerita cinta tutup buku!. Mungkin ini berarti bahwa propaganda realistis dapat membangun strike a chord dengan kamu yang mungkin telah terprovokasi untuk tidak memberikanku kesempatan untuk terus masuk kedalam kehidupan kamu yang sekarang!.
Aku berusaha menjungkirbalikan keadaan... saat kamu tertawa ketika mengadu dalam tersenggalnya nafasmu itu.. dan aku pun mengerang menahan sakit yang teramat sangat! Propaganda yang berjalan seiring manifestasi perasaan yang tidak karuan membuatku enggan mendeskripsikan betapa diriku akan sangat berat meninggalkanmu dari fikiranku... aku telah meneliti tentang siapa aku dan pantaskah aku berada “disana” denganmu?! Atau ini hanya eksperimenmu yang telah gagal untuk dapat memanipulasi perasaanku?!! Lavoisier mungkin saja berhasil menemukan antipode sesungguhnya dari flogiston yang fantastik itu dan membuang ke laut seluruh teori flogistika. Tetapi aku?!! sama sekali tidak menyingkirkan hasil-hasil eksperimental yg mendalam tentang kamu! Bahkan sebaliknya daripada itu. Aku mencoba untuk bertahan... dan mungkin hanya formulasinya yang dibalikkan. Aku memang tak akan mungkin bisa menyusun skema yang tersusun rapi tentang sistem kimiawi! Aku sadar kenapa aku ada disini tanpa mendapatkan perhatianmu..

“Dialektika itu berdiri di atas kepalaku... Ia mesti dibalikkan agar berdiri secara benar, apabila kamu ingin menemukan inti-rasional di dalam kulit mistikalku!! Sementara aku mencoba membuang jauh angan-anganku”

HANDS UP

Hari ini adalah hari pertama aku bertemu dengannya setelah sekian lama. Aku masih belum mampu memanipulasi perasaanku sendiri lewat teknik persuasi yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicaraanku dengan dirinya melalui sentimen positif yang dipersuasi untuk saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan dan pengharapan tentang masa depan kisah yang pernah 10 tahun lalu. Mungkin aku menganggap ini sebagai konsubstansialitas, bagaimanapun kisah ini telah didasari laju stagnasi emosi yang terbentuk diantara keegoisan untuk saling mempertahankan argumentasi. Atau dengan mempertegas pernyataan “Aku udah Punya Pacar Lho..” huffhhzzzhhtt, I don’t care baby!

Mungkin kamu telah mengetahui bahwa mustahil membuat dua benda yang sepenuhnya sama. Dalam perluasan keterasingan menjadi cinta diperkenankan adanya sebuah deviasi atas cinta itu sendiri, yang bagaimanapun, tidak boleh melampaui batasan-batasan pasti mengenai perasaanku sendiri. Saat toleransi menjadi berlebih, kuantitas berlanjut menjadi kualitas, dengan kata lain, cinta tadi menjadi inferior atau sepenuhnya tak berharga. Pemikiranku hanyalah satu bagian dari keseluruhan tindak reaksional perasaanku yang lelah untuk mengidentifikasi sisi fanatisme masa lalu. Akal sehat dikarakterisasi oleh kenyataan bahwa cinta secara sistematis mampu melampaui toleransi dialektis sehingga mampu melampaui perkembangan kekuatan-kekuatan produktifnya lewat struktur kepemilikan cinta yang membentuk anatomi sebuah cerita.

Memang sudah seharusnya Aku memperketat perkiraan-perkiraan, koreksi-koreksi, kongkritisasi pemikiran dialektis untuk memberikan sebuah kekayaan mengenai isi dan fleksibilitas perasaanku melalui konsep-konsep yang akan terimplemtasikan lewat pendekatan intensif kembali, bahkan aku katakan bahwa ini adalah sebuah kelembapan yang bagi sebuah bidang tertentu membawanya lebih dekat pada fenomena yang nyata, sehingga aku akan sangat berterima kasih kepada impuls kuat yang diberikan cupid kepada pemikiran.

Semoga saja, aku dan kamu bersatu dalam harapan, atau kamu bersatu dengan imajinasi dan aku bersatu dengan semiotika puisi lagi.

Apa Kamu Masih??

Suara itu masih lemah…
Aku tak mendengarnya…
Suara itu masih payah.....
Aku pun belum mendengarnya...

Adalah konyol untuk mengajukan dalih situasi-situasi yang berbeda dan periode yang berubah-rubah, membangun rasa percaya diri, menyelami peran dan memimpin agitasi atas pertemuan singkat kemarin malam dan menjadi masalah pokok di bawah sembarangan situasi "membosankan dan penuh kedamaian" keluhku. Dalam segala periode, tak peduli bagaimana pun ini ditandai oleh suatu penurunan energi positif yang mengalir dalam tiap laju darah lebih lanjut, adalah tepatnya di dalam periode-periode yang seperti ini dan di bawah situasi-situasi seperti ini batinku akan mengalami pergolakan, mungkin aku membutuhkan perubahan radikal dalam soal taktik untuk mengintervensi diriku sendiri. Aku melihat cermin dan mencoba untuk merenungkan aktivitet intelektuil diriku sendiri, mula-mula aku melihat gambaran dari cara bicara, pengesampingan individual problem, atau break session .



Aku mencoba bertarung melawan realitas bahwa inilah yang disebut dengan penagalokasian perasaan, bahwa afirmasi positif ini akan dapat bekerja secara maksimal hanya dalam kontak lingkaran perdebatan batinku saja. Secara umum, tentulah, seluruh rencana yang diproyeksikan oleh otak yang kemudian aku kirimkan langsung menuju hati dapat segera di implementasikan hanya dengan bantuan respon dari kamu yang paling aktif. Aku akan berkali-kali berusaha menyatukan perasaanku dan perasaanmu, sangat yakin, akan berhasil mencapai persatuan tersebut. Bila tidak sekarang, kemungkinannya esok, bila tidak dalam satu cara, maka akan mengambil cara lain.



Apa kamu masih mau mendengarkan...?
Apa kamu masih mau tahu.....?
Apa kamu masih ingin...?

Aku tetap disini.... atau pergi.....!!??

Setidaknya Aku Telah Mencoba


"Setidaknya aku telah mencoba, walau kembali harus terjatuh, tapi setidaknya aku telah mencoba"



Seperti halnya pengetahuan manusia dalam merefleksikan alam yang merupakan materi yang berkembang, yang keberadaannya tidak tergantung dari manusia, begitu pula pegnetahuanku mengenal dirinya hanya sebatas kemampuanku mengenal tokoh fiktif dalam mimpiku. Filosofi materialisme yang telah ada menunjukkan jalan bagi diriku untuk bebas dari perbudakan spiritual yang membelenggu dalam berbagai kontekstual, dimana aku hanya menjadi penonton ketika perasaanku bertanding melawan objektivitas sebuah hubungan. Jujur saja aku ingin mengejarmu, namun akupun jemu menghadapi tekanan yang datang dari dalam diriku sendiri.

Perasaan ini telah terbawa arus, ini merupakan suatu kekacauan yang yang merajalela dalam fikiranku yang bertentangan dengan suatu teori ilmiah yang amat integral dan harmonis, yang memperlihatkan bagaimana, dalam konsekwensinya dengan pertumbuhan kekuatan-kekuatan produktif, suatu sistem kehidupanku yang stagnan, aku mungkin akan jauh dalam beberapa hari kedepan, melakukan apa yang seharusnya tidak aku lakukan, menepikan janji, dan merobohkan fondasi yang baru saja aku dirikan.

Tapi… setidaknya aku telah mencoba….

Malam ini telah aku diujung peluh, darah segar menetes dari hidungku, aku masih menulis..
Sebatang rokok telah habis… cerita ini belum usai… akan aku lanjutkan keesokan hari.
..

Inilah AKU

Aku melihat cermin dan mencoba untuk merenungkan aktivitet intelektuil diriku sendiri, mula-mula aku melihat gambaran dari suatu kekacauan yang tak ada akhirnya dari hubungan-hubungan dan reaksi-reaksi, pergantian-pergantian dan kombinasi-kombinasi, di mana tak ada yang tetap, semua bergerak di mana dan sebagaimana telah adanya, tetapi segala-sesuatu bergerak, berubah, menjadi dan melenyap. Oleh karena itu, aku melihat mula-mula gambaran keseluruhannya dengan bagian-bagian individuilnya banyak-sedikitnya masih tinggal di latar belakang. Aku lebih memperhatikan gerakan-gerakan, peralihan-peralihan, hubungan-hubungan daripada benda-bendanya yang bergerak, berkombinasi dan berhubungan. Konsepsi dunia yang primitif, naïf, tetapi pada dasarnya tepat ini adalah konsepsi filsafat Yunani kuno, dan pertama kali dirumuskan dengan jelas oleh Heraclitus tentang segala-sesuatu itu ada dan tiada, karena segala-sesuatu itu mengalir, senantiasa berubah, senantiasa menjadi dan melenyap.

Pernah seorang kawan memanggilku gila karena pemikiran-pemikiranku yang menurut mereka diluar batas imanjinasi anak muda seusiaku. Namun bagi seorang “gila” seperti aku, hal-ihwal dan pencerminan-pencerminan tentang sesuatu yang mereka anggap asing di dalam pikiranku, adalah merupakan sebuah ide-ide yang terpisah-pisah, yang harus dipandang satu demi satu dan terasing satu sama lain dan merupakan obyek-obyek penyelidikan yang tetap, kaku, yang ditentukan sekali untuk selama-lamanya. Aku mencoba berfikir dalam antitese-antitese yang sama sekali tak terdamaikan. “Jalan pikiranku ialah ‘ya, ya; tidak, tidak’; karena apapun juga yang lebih daripada ini datang dari setan”. Bagiku suatu hal-ihwal itu ada atau tidak ada, suatu hal-ihwal tidak bisa pada waktu yang sama adalah dia sendiri dan sesuatu yang lain. Positif dan negatif secara mutlak saling mengecualikan sebab dan akibat berada dalam antitese yang kaku satu sama lain.

Sepintas lalu cara berpikir ini nampaknya sangat radikal, namun bagiku itulah yang dinamakan akal sehat. Hanyalah akal sehat, di dalam empat tembok dari kerajaan kamar-duduknya sendiri, yang mengalami avontur-avontur yang sangat indah segera aku memberanikan diri memasuki dunia penelitian yang luas. Dan cara berpikir yang metafisik, yang dapat dibenarkan dan perlu seperti halnya dalam sejumlah bidang yang keluasannya berlain-lainan menurut sifat obyek penelitian yang khusus, cepat atau lambat mencapai suatu batas, memang di luar batas ini aku menjadi berat-sebelah, terbatas, abstrak, tenggelam dalam kontradiksi-kontradiksi yang tak terpecahkan.

Untuk maksud sehari-hari kita tahu dan dapat mengatakan, misalnya, apakah seekor hewan itu hidup atau tidak. Tetapi, setelah diperiksa lebih teliti, kita ketahui bahwa hal ini, dalam banyak hal, adalah suatu masalah yang sangat rumit, sebagaimana diketahui betul oleh para ahli hukum. Mereka telah memeras otak mereka dengan sia-sia untuk menemukan suatu batas rasionil yang di luar batas ini membunuh anak dalam kandungan ibunya merupakan suatu pembunuhan. Persis sama tidak mungkinnya untuk menentukan secara mutlak saat kematian, karena fisiologi membuktikan bahwa kematian bukanlah suatu gejala yang seketika itu juga, yang sekejap mata, melainkan suatu proses yang lama sekali.

Inilah aku, seoarang manusia yang hidup ketika manusia-manusia sekitarku mengalami dekadensi moral aku berusaha menjadi diriku ketika manusia manusia itu telah merasa sempurn, aku masih harus mencari tahu siapa aku, walau aku tau siapa aku!. Begitu juga ketika setiap keadaan organik pada setiap saat adalah yang itu juga dan bukan yang itu juga; setiap saat aku mengasimilasi materi yang disediakan dari luar, dan membebaskan diri dari materi lain, setiap saat beberapa sel dari badannya mati dan sel-sel lain membentuk diri lagi, dalam waktu yang lama atau pendek materi dari badannya diperbaharui sama sekali dan diganti oleh molekul-molekul materi lain, sehingga setiap keadaan organik adalah senantiasa dia sendiri dan juga sesuatu yang lain daripada aku sendiri.

Inilah Aku, seorang manusia yang dilahirkan dengan nama :
SHANDY RAHADIANSYAH SIREGAR

 
 
 

Member

 
Copyright © THE LAST EPISODE Powered by: Blogger.com
Template By: Ikhsan Hafiyudin