Artikel Terbaru »

Tentang Kamu

Aku bukanlah seorang propagandis yang akan berurusan dengan persoalan kehidupanku.. aku masih mesti menjelaskan egoisitas lepas dari krisis keprcayaan diriku.. sebab dari tak terhindarkannya krisis dalam silogisme modernitas cinta si cantik... kebutuhan untuk mentransformasikan perasaanku ini menjadi sebentuk cinta yang manusiawi... Jujur saja memang aku telah menyajikan banyak gagasan!! betul-betul sangat banyak.. sehingga gagasan itu akan dipahami sebagai suatu keseluruhan yang integral secara komparatif oleh para bidadari-bidadari sialan itu!. Meskipun demikian.. seorang agitator yang berbicara mengenai persoalan yang sama.. akan mengambil sebuah ilustrasi kematian nurani jiwa yang terdesak deadline kuno sang pujangga cinta untuk menegaskan sebuah hasrat tentang aku dan sebuah harapan…

Tapi semua ini bukanlah agitasi atau manipulasi perasaanku!! Ini adalah tentang satu orang bernama Shandy Rahadianyah Siregar yang memunculkan serangkaian gagasan tentang bagaimana untuk menang melawan pergolakan batin yang terjadi!! Tetapi hal itu juga bukan propaganda abstrak karena hal itu terkait dengan sebuah perjuangan yang riil dan karenanya bisa terkait dengan minoritas sisa cinta yang tersisa sebagai bagian dari sepenggal cerita cinta tutup buku!. Mungkin ini berarti bahwa propaganda realistis dapat membangun strike a chord dengan kamu yang mungkin telah terprovokasi untuk tidak memberikanku kesempatan untuk terus masuk kedalam kehidupan kamu yang sekarang!.
Aku berusaha menjungkirbalikan keadaan... saat kamu tertawa ketika mengadu dalam tersenggalnya nafasmu itu.. dan aku pun mengerang menahan sakit yang teramat sangat! Propaganda yang berjalan seiring manifestasi perasaan yang tidak karuan membuatku enggan mendeskripsikan betapa diriku akan sangat berat meninggalkanmu dari fikiranku... aku telah meneliti tentang siapa aku dan pantaskah aku berada “disana” denganmu?! Atau ini hanya eksperimenmu yang telah gagal untuk dapat memanipulasi perasaanku?!! Lavoisier mungkin saja berhasil menemukan antipode sesungguhnya dari flogiston yang fantastik itu dan membuang ke laut seluruh teori flogistika. Tetapi aku?!! sama sekali tidak menyingkirkan hasil-hasil eksperimental yg mendalam tentang kamu! Bahkan sebaliknya daripada itu. Aku mencoba untuk bertahan... dan mungkin hanya formulasinya yang dibalikkan. Aku memang tak akan mungkin bisa menyusun skema yang tersusun rapi tentang sistem kimiawi! Aku sadar kenapa aku ada disini tanpa mendapatkan perhatianmu..

“Dialektika itu berdiri di atas kepalaku... Ia mesti dibalikkan agar berdiri secara benar, apabila kamu ingin menemukan inti-rasional di dalam kulit mistikalku!! Sementara aku mencoba membuang jauh angan-anganku”

HANDS UP

Hari ini adalah hari pertama aku bertemu dengannya setelah sekian lama. Aku masih belum mampu memanipulasi perasaanku sendiri lewat teknik persuasi yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicaraanku dengan dirinya melalui sentimen positif yang dipersuasi untuk saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan dan pengharapan tentang masa depan kisah yang pernah 10 tahun lalu. Mungkin aku menganggap ini sebagai konsubstansialitas, bagaimanapun kisah ini telah didasari laju stagnasi emosi yang terbentuk diantara keegoisan untuk saling mempertahankan argumentasi. Atau dengan mempertegas pernyataan “Aku udah Punya Pacar Lho..” huffhhzzzhhtt, I don’t care baby!

Mungkin kamu telah mengetahui bahwa mustahil membuat dua benda yang sepenuhnya sama. Dalam perluasan keterasingan menjadi cinta diperkenankan adanya sebuah deviasi atas cinta itu sendiri, yang bagaimanapun, tidak boleh melampaui batasan-batasan pasti mengenai perasaanku sendiri. Saat toleransi menjadi berlebih, kuantitas berlanjut menjadi kualitas, dengan kata lain, cinta tadi menjadi inferior atau sepenuhnya tak berharga. Pemikiranku hanyalah satu bagian dari keseluruhan tindak reaksional perasaanku yang lelah untuk mengidentifikasi sisi fanatisme masa lalu. Akal sehat dikarakterisasi oleh kenyataan bahwa cinta secara sistematis mampu melampaui toleransi dialektis sehingga mampu melampaui perkembangan kekuatan-kekuatan produktifnya lewat struktur kepemilikan cinta yang membentuk anatomi sebuah cerita.

Memang sudah seharusnya Aku memperketat perkiraan-perkiraan, koreksi-koreksi, kongkritisasi pemikiran dialektis untuk memberikan sebuah kekayaan mengenai isi dan fleksibilitas perasaanku melalui konsep-konsep yang akan terimplemtasikan lewat pendekatan intensif kembali, bahkan aku katakan bahwa ini adalah sebuah kelembapan yang bagi sebuah bidang tertentu membawanya lebih dekat pada fenomena yang nyata, sehingga aku akan sangat berterima kasih kepada impuls kuat yang diberikan cupid kepada pemikiran.

Semoga saja, aku dan kamu bersatu dalam harapan, atau kamu bersatu dengan imajinasi dan aku bersatu dengan semiotika puisi lagi.

Apa Kamu Masih??

Suara itu masih lemah…
Aku tak mendengarnya…
Suara itu masih payah.....
Aku pun belum mendengarnya...

Adalah konyol untuk mengajukan dalih situasi-situasi yang berbeda dan periode yang berubah-rubah, membangun rasa percaya diri, menyelami peran dan memimpin agitasi atas pertemuan singkat kemarin malam dan menjadi masalah pokok di bawah sembarangan situasi "membosankan dan penuh kedamaian" keluhku. Dalam segala periode, tak peduli bagaimana pun ini ditandai oleh suatu penurunan energi positif yang mengalir dalam tiap laju darah lebih lanjut, adalah tepatnya di dalam periode-periode yang seperti ini dan di bawah situasi-situasi seperti ini batinku akan mengalami pergolakan, mungkin aku membutuhkan perubahan radikal dalam soal taktik untuk mengintervensi diriku sendiri. Aku melihat cermin dan mencoba untuk merenungkan aktivitet intelektuil diriku sendiri, mula-mula aku melihat gambaran dari cara bicara, pengesampingan individual problem, atau break session .



Aku mencoba bertarung melawan realitas bahwa inilah yang disebut dengan penagalokasian perasaan, bahwa afirmasi positif ini akan dapat bekerja secara maksimal hanya dalam kontak lingkaran perdebatan batinku saja. Secara umum, tentulah, seluruh rencana yang diproyeksikan oleh otak yang kemudian aku kirimkan langsung menuju hati dapat segera di implementasikan hanya dengan bantuan respon dari kamu yang paling aktif. Aku akan berkali-kali berusaha menyatukan perasaanku dan perasaanmu, sangat yakin, akan berhasil mencapai persatuan tersebut. Bila tidak sekarang, kemungkinannya esok, bila tidak dalam satu cara, maka akan mengambil cara lain.



Apa kamu masih mau mendengarkan...?
Apa kamu masih mau tahu.....?
Apa kamu masih ingin...?

Aku tetap disini.... atau pergi.....!!??

Setidaknya Aku Telah Mencoba


"Setidaknya aku telah mencoba, walau kembali harus terjatuh, tapi setidaknya aku telah mencoba"



Seperti halnya pengetahuan manusia dalam merefleksikan alam yang merupakan materi yang berkembang, yang keberadaannya tidak tergantung dari manusia, begitu pula pegnetahuanku mengenal dirinya hanya sebatas kemampuanku mengenal tokoh fiktif dalam mimpiku. Filosofi materialisme yang telah ada menunjukkan jalan bagi diriku untuk bebas dari perbudakan spiritual yang membelenggu dalam berbagai kontekstual, dimana aku hanya menjadi penonton ketika perasaanku bertanding melawan objektivitas sebuah hubungan. Jujur saja aku ingin mengejarmu, namun akupun jemu menghadapi tekanan yang datang dari dalam diriku sendiri.

Perasaan ini telah terbawa arus, ini merupakan suatu kekacauan yang yang merajalela dalam fikiranku yang bertentangan dengan suatu teori ilmiah yang amat integral dan harmonis, yang memperlihatkan bagaimana, dalam konsekwensinya dengan pertumbuhan kekuatan-kekuatan produktif, suatu sistem kehidupanku yang stagnan, aku mungkin akan jauh dalam beberapa hari kedepan, melakukan apa yang seharusnya tidak aku lakukan, menepikan janji, dan merobohkan fondasi yang baru saja aku dirikan.

Tapi… setidaknya aku telah mencoba….

Malam ini telah aku diujung peluh, darah segar menetes dari hidungku, aku masih menulis..
Sebatang rokok telah habis… cerita ini belum usai… akan aku lanjutkan keesokan hari.
..

 
 
 

Member

 
Copyright © THE LAST EPISODE Powered by: Blogger.com
Template By: Ikhsan Hafiyudin