Artikel Terbaru »

Aku Tidak Sedang Beretorika

Dalam beberapa waktu belakangan ini, masalah "apa yang harus aku kerjakan" telah menghadapkan aku pada situasi yang sangat mengnyita perhatian segelintir reformis nurani seorang Sendy. Dan harus diakui bahwa aku memang belum memecahkan masalah megenai karakter dan metode-metode pendekatan secara intensif terhadapnya, sebuah masalah mendasar bagi seorang yang baru saja mengalami recovery total akibat adiksi berkepanjangan selama beberapa tahun terakhir yang aktivitasnya berupa praktek penodaan symbol kepercayaan. Hal ini masih menimbulkan perbedaan-perbedaan pendapat yang serius, yang menampakkan ketidaktetapan serta kebimbangan ideologis yang menyedihkan.
Aku harus menjungkirbalikan kenyataan bahwa aku bukan seorang propagandis, bila boleh beranologi aku taktis seperti Kaum Likwidator, yang diseret oleh gelombang desersi borjuis, untuk meninggalkan revolusi marginal hubungan sebab akibatku dengan beberapa orang kawan yang mendefisiasikan perasaan lalu meleburkan lewat beberapa tanya kepada diriku sendiri terhadapnya.


Ada beberapa kata-kata untuk menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin timbul. Secara terus menerus ketika kamu menggunakan logika sakit hati setelah berbicara tentang persiapan yang sistematis dan terencana, namun sama sekali aku tidak bermaksud menjelaskan kongkritnya bagaikan otokrasi yang dapat ditumbangkan hanya oleh pengepungan reguler atau serangan yang terorganisir.
Karena Pandangan demikian akan menjadi menggelikan dan doktriner. Sebaliknya, adalah mungkin saja, dan secara historis lebih sering terjadi, bahwa otokrasi akan runtuh di bawah tekanan ledakan spontan atau komplikasi-komplikasi politik yang tak terduga sebelumnya, yang sebenarnya secara terus-menerus mengancam otokrasi itu dari segala sudut. Sama halnya seperti otokrasi yang tumbang hanya oleh pengepungan regular atau serangan yang terorganisir, walaupun pada saat ini pun aku belum mampu untuk menumbangkan kerasnya tembok besar hatimu, suatu saat keadaan mungkin berbalik arah. Mungkin aku harus menempuh jalan sendiri, dan haruslah secara tabah mengejarmu tanpa lelah dan makin seiring berkurangnya kepercayaan pada faktor yang tidak bisa diduga sebelumnya, seperti dirimu yang terjebak pada kesalahan-kesalahanku terdahulu, maka semakin berkurang juga kemungkinanku untuk terperangkap kelengahan yang disebabkan perubahan historis apapun. Sehingga pada akhirnya apa yang aku impikan dan kamu juga impikan akan segera terwujud.

aku belum mampu mengorganisir beberapa kelemahan terbesarku dalam menghadapi tekanan yang bertubi-tubi dalam proses pendewasaan ini, ada seseuatu hal yang harus dipersalahkan tentang senioritas bahkan intimidasi kecil terhadap kawan kecil. inilah bentuk ketidakadilan ketika berhadapannya teori flogistika dengan teori sembarangan yang dikembangkan, cukup mudah untuk mendelegasikan hal ini kepada tiap individu yang berkompetisi meraih puncak tertinggi inteligenitas. bahkan dengan tidak melibatkan dalam pengambilan keputusan.

Ini penilaian yang paling objektif, ternyata merekapun memeiliki beberapa kriteria tandingan, haaaa cukup lucu bagiku mengingat apa yang telah digambarkan ini merupakan bentuk penyelarasan hubungan antara siapa dan mengapa!?! atau dengan pasti aku menyebut semua ini adalah BODOH!
apakah cukup untuk memahami isi dibalik kepala hanya dengan menjungkirbalikan kenyataan saja?! aku rasa terlalu naif ini bukan propaganda abstrak! ini adalah pertarungan! siapa yang kuat dia yang menang! mohon maaf aku terpaksa menjilat untuk itu aku harus pergi! sampaikan salam untuk yang mulia kebebasan dalam hitungan detik aku akan berpaling!

0 Comments:

Post a Comment



 
 
 

Member

 
Copyright © THE LAST EPISODE Powered by: Blogger.com
Template By: Ikhsan Hafiyudin