Artikel Terbaru »

AKU MALU Jadi Bangsa Indonesia

faksi-faksi dominan tlah berkuasa lewat iklim prasangka..
menjadi habitus baru bagi pemuja soekarno dan hatta…
kesadaran Lacanian tidak berdiri sebagai nomenclatura..
memposisikan diri kedalam disparitas bangsa terjajah…

lembaran nasklah proklamasi tercetak diatas debu..
artefak sejarah yg hilang ditelan rezim orde baru …
purifikasi pancasila dalam belenggu perjanjian palsu..
diskusi dalam batas liberalisme kelabu…

tradisi konsensual ala komunis yg tereduksi…
dalam definisi vandalis di tiap aksi demonstrasi…
komunikasi berakhir diujung rekonsiliasi…
tercipta dalam symphony rekonstruksi ideology..

Artikulasi negatif menguat dengan mesin repetisi
Membentuk stigma dikalangan pecandu birokrasi
Dikte negara atas media menyentuh banyak dimensi
Dari legislasi sampai pemusatan modal kuasa ekonomi

Ketika dunia pendidikan menjadi ruang public yang terisolasi
blunder polemik formal terjadi untuk mengejar sbuah prestasi…
Mitos berbentuk bangunan metafora tentang siswa tanpa alas kaki…
Dibawah bobroknya system pendidikan tanpa ada transparansi…

Membangun arsitektur sosial yang terdiri atas tendensi …
dalam keluguan moralitas budaya diskriminasi..
ketika heroin bersenggama dengan aroma diplomasi
sebagai dimensi tradisional tarian halal jeruji besi…

Mitos tentang Negara yang semakin melemah adalah
sebuah konsep yang mengaburkan analisis secara ilmiah…
Percuma berharap pada LSM yg semakin payah…
Ketika lembaga donor menintervensi semua nya…

Negara bukanlah entitas “sakral” yang tanpa celah..
Definisi revolusioner adalah ajang mengumbar sumpah…
Disfungsi ereksi legislative impotensi suatu berkah…
dalam kontrol rezim korporasi politik sampah

slogan anti korupsi tersembunyi dibalik tahta penguasa..
ketika merah putih hanya berkibar saat upacara bendera..
lalu dengan sombong teriakan nasionalisme tanpa arah..
dan garuda didadaku hanya ada di turnamen sepakbola..


merentang dari yang rasional sampai yang paling primodial..
meredam insting morfologi pertumbuhan kranio fasial
Rasionalitas berdiri diatas demokrasi instrumental…
Dari yang paling parsial sampai jemu fatwa universal…

Kebebasan berserikat dilumpuhkan atas nama daulah Islamiyyah
Berharap Thoifatun Al Manshuroh muncul membela akidah
Tindakan FPI mencatut nama dakwah Salafiyyah
Pembenaran dengan kekerasan demi firqotunnajiyah

loyalitas keagamaan sampai virtual popularitas
dominasi diskursif para penjual identitas…
skandal keuangan dan instabilitas ekonomi kronis
bersatu dalam regulasi intervensi pelacur bisnis

relasi politik kekuasaan yang asimetris
telah merubah kompetisi politik menjadi ajang menjual tangis
represi kekuatan kuasa dan hegemoni magis..
ketika media massa hanya menjadi ikon propagandis

biarkan retorika berlarut dalam pencitraan berita..
Drama teatrikal sempurna dari para pimpinan KPK…
atau kisah ricuh pilkada di tiap daerah…
dan kasus century tergeser panasnya video ariel dan luna maya…

Determinasi peradaban teknologi jauh lebih dominan
ketimbang refleksi dialektikal keseimbangan…
politisi dekaden yang hanyut dalam simpul kesadaran..
bercampur peluh keringat PSK diranjang kenikmatan…

Jembatan terbentang diantara otoritas kekuasaan
Menghantam si miskin kota lewat wacana kebebasan…
adakah keadilan dari dakwah belas kasihan….
saat penindasan menjadi santapan aparat keamanan…

Ketika tajamnya pena masih dianggap sebagai pengkhianatan
Terkurung intimidasi keji hukum kemunafikan…
kredo rasionalitas menyisakan krisis peradaban
tenggelam pada situasi paradoks ekstrim yang sengaja diciptakan..

mobilisasi politik partisan abaikan aktivasi intelektual..
jadikan komoditas seperti HIV dan anti retroviral..
Apologi yang kerap terdengar dari nafas yang tersenggal..
Dialog kritis dengan menghantam kaum marginal…

0 Comments:

Post a Comment



 
 
 

Member

 
Copyright © THE LAST EPISODE Powered by: Blogger.com
Template By: Ikhsan Hafiyudin