Artikel Terbaru »

apa kabar??

“Kamu berkerumun dengan sesamamu dan punya kata-kata indah untuk tindakanmu itu. Tapi aku katakan kepadamu : cinta ku itu adalah cinta diri yang buruk. Aku berlari dari diriku sendiri kepada kepadamu dan dengan senang hati menyebutnya sebagai sebuah kebajikan, tapi aku sudah tahu apa yang ada dibalik “ketidakegoisan” mu itu. Lelah sudah aku berjalan sayang, banyak sudah aku menemukan kebaikan dan keburukan dari semua yang pernah aku jalani.” “Aku harus menjadi yang tertinggi diatas orang lain, tidak ada yang mencintai jiwaku yang selalu iri itu, kecuali seorang aku” ini lah yang membuat jiwa seorang Aku tergetar, karenanya, aku ingin pergi kejalan menuju kebesaran. Hmzz.. mengatakan kebenaran dan pintar menggunakan peribahasa dari idiom konsumerisme pengetahuan yang bodoh, demikian terdengar menyenangkan dan sekaligus sulit bagiku. “Menghormati Mama dan Papa dan dari akar jiwa yang terdalam untuk mematuhi kehendak mereka” walau aku rasa sulit. Lemping pelampauan diri ini digantungkan diatas oleh setiap orang yang menganggapku aneh, kemudian mereka akan berharap untuk dapat berkuasa atas diriku sendiri, bukankah itu kedengarannya aneh? “Setia dan demi kesetiaan itu bersedia mengambil resiko kehormatan, bahkan didalam tindakan yang berbahaya sekalipun” Iblis mencoba menasehatiku dengan kata-kata bijak “sesungguhnya manusialah yang telah menetapkan baik dan buruk bagi dirinya sendiri. Sesungguhnya, mereka tidak mengambilnya dari manapun atau menentukannya secara kebetulan, baik dan buruk itu bukanlah suara dari langit yang datang kepada kamu” demikianlah sepenggal khotbah kebaikan dari iblis yang mencoba memberikanku pencerahan, terima kasih telah memberikanku penilaian, karena tanpa penilaianmu terhadap diriku maka aku akan menjadi semakin bodoh, bukankah itu yang aku maksudkan sayang? Tapi apakah pernah engkau tahu, sayangku, tentang kata “muak”? tahukah engkau bagaimana kemarahan rasa keadilanmu ketika engkau bertindak adil kepada mereka yang mendiskriminasikan aku? Mungkin engkau dapat membuat orang berfikir lagi tentang diriku dan biaya untuk pemikiran yang baru saja engkau presentasikan itu akan mereka tagihkan kepada diriku. Aku mendekat kepada mereka, lalu engkau lewat begitu saja, karena itulah mereka tidak pernah memaafkanku. Aku sedang berusaha mencari pelampiasan dari penderitaanku sendiri sebab bintang-bintang terlalu jauh bagiku, untuk kuajak berdiskusi. Kemudian aku mengeluh “Seandainya saja ada jalan ke surga untuk masuk kedalam keberadaan lain dan kedalam kebahagiaan” lalu aku mengusahakan jalan pintas itu, lengkap dengan sajian aneh berupa pola fikir gila. Memang benar, didalam tubuhku bersemayam lebih banyak akal dibandingkan kebijaksanaan yang terbaik sekalipun. Dan siapa yang tahu, untuk apa saja tubuhku membutuhkan kebijaksanaan yang terbaik itu? Diriku tertawa pada egoku sendiri yang berlagak angkuh. “Apa artinya bagiku lagak dan fikiran yang berkeliaran tak tentu arah ini?” apakah ini sebuah jalan memutar yang akhirnya akan sampai ketujuanku untuk lepas dari perbudakan spiritual selama lebih dari 22 tahun?, aku adalah tali yang menggerakan ego dan menimbulkan fikiran didalam diriku” Diri bertitah kepada ego “Sakit?”, dan ego merasakan penderitaan. Setelah itu barulah ia berfikir bagaimana cara menyelesaikannya, dan itulah sebabnya dia harus berfikir. Maka, ketika ada orang yang mendiskriminasi dan menganggapku kecil, aku ingin mengatakan “aku memaafkan apa yang telah engkau lakukan kepada diriku, tapi bagaimana mungkin aku bisa memaafkan apa yang telah kamu lakukan terhadap diri kamu sendiri!” tapi aku akan mengatakan kepadamu bahwa aku sedang melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.

0 Comments:

Post a Comment



 
 
 

Member

 
Copyright © THE LAST EPISODE Powered by: Blogger.com
Template By: Ikhsan Hafiyudin