Artikel Terbaru »

Selamat Tinggal Cantik.....

Terbunuh Sepi...Sepi... dan Aku kesepian....Aku menggeleng tanpa pernah ada orang yang bertanya, yang bahkan aku sendiri tak bermaksud untuk menggelengkan kepalaku mungkin ini reflek dari proses pengintograsian yang telah dilakukan sekumpulan oleh pangeran kecil dengan singkup kemasyurannya, dan lihat betapa lihainya aku bersilat lidah, dalam satu dua hitungan detik aku telah berhasil mengelabuinya untuk terus pergi meninggalkan mereka yang telah puas dengan jawaban-jawaban palsu yang telah aku berikan begitu saja, nampaknya mereka percaya, namun tidak untuk wanitaku! Andai saja kamu setolol orang-orang itu sayang, mungkin aku bisa saja mencuri perhatianmu barang sedetik saja, “kamu mencoba menipuku kalau begitu?!” si cantikku berang, aku hanya tertunduk lesu memegangi dadaku yang terasa sakit, rasa penasarannya mengalahkan iba nya kepadaku, si cantik tidak mempedulikan erangan halusku menahan rasa sakit ini, aku tidak berusaha mencoba menjawab pertanyaan si cantikku itu dan aku sangat yakin dia menunggu aku mengatakan sesuatu untuk memuaskan keingintahuannya tentang aku berbohong atau tidak, walaupun begitu mungkin saja dia telah tahu jawaban atas pertanyaannya itu tanpa aku menjawab. Sesaat kemudian dia pergi, aku masih terduduk diujung koridor ruang pengap saat dia pergi berlalu bersama laju emosinya dengan cepat dan menghilang! Apa aku peduli, nampaknya masih belum aku masih sibuk memegangi dadaku,aku mengalami Hypoventilasi!

Bayangan tentangnya masih lekat membayangiku saat ini, betapa tidak, sekelumit cerita tentang makhluk yang satu ini seakan enggan beranjak dari penuhnya bersama hiruk fikiranku yang terkontaminasi beban adiksi, kuputarkan saja senandung tembang patah hati karya musisi kelas rendahan Indonesia ini. Hingga pagi ini aku masih berkutat bersama bayangannya, dengan bodohnya kuambil box peralatan ‘bermainku’ , kukenakan torniket ditangan kiriku, setelah itu aku sibuk dengan terumo kecil, sendok stainless steel, korek gas, dan sedikit ‘snow white’ tecinta yang tersisa, kuambil nafas dalam-dalam lalu dengan sedikit dorongan kecil pada si terumo itu aku telah melayang menuju inverno.

Selamat tinggal cantikku

0 Comments:

Post a Comment



 
 
 

Member

 
Copyright © THE LAST EPISODE Powered by: Blogger.com
Template By: Ikhsan Hafiyudin