Artikel Terbaru »

Aku Tak Menyesal Menjadi "JUNKIE"


Malam hari sekitar pukul 1 pagi cerita ini kumulai...
Hari ini masih sama dengan hari kemarin, perjalananku dalam mencari setangkup kemuliaan dari pencarian jati diriku, kupacu sedan putihku melaju melintasi jalan bebas hambatan yang menghubungkanku dengan jalan menuju kepuasan tak terbatas, tak pernah tiba saat bestari bangunkan aku dari mimpi buruk ini, ketika berbicaraku terbata, sampai teriakku tak bersuara tapi tetap saja aku ada disini, tubuh mungilku sudah tidak mampu lagi menahan gempuran ”teman setiaku”, begitulah aku menyebut sebungkus kecil bubuk kenikmatan yang orang bilang barang haram itu, karena dia selalu menemani hariku yang penuh dengan kepenatan. Sekeping rupiah yang entah darimana datangnya selalu aku bawa disakuku untuk memenuhi hasrat ini, kubayangkan saat terumo kecil menancap dikulit halusku lalu meluncur deras melalui nadiku bercampur darah kotor itu untuk membawaku serta kealam kedamaian versiku, sebatang rokok aku hisap dalam-dalam, sedalam percakapan hangatku dengan kawan saat itu, sedetik kemudian telah sampailah aku diduniaku sendiri, dunia yang tak semua orang dapat hidup didalamnya, sejenak lelahku tersandarkan, permasalahan, egoisitas, kemunafikan hidup, bahkan keterbatasanku menghadapi kisah cintaku dengannya terbantahkan saat itu, sungguh keadaan yang sangat berbanding terbalik ketika temanku itu tidak menemaniku barang sedetik saja!
Tidak hanya aku yang berada disana malam itu, ada sekitar 3 orang kawan yang sama terjebak bersamaku didalamnya, bajingan kecil saat aku membawa kabur kebebasan yang seharusnya aku rasakan saat usiaku mengijak pubertas, kembali kealam bawah sadar, rapatnya tembok sesal menyulitkan aku untuk dapat menembusnya, lalu setebal apakah keimanan?! Tak usah pertanyakan! Kesampingkan sajalah dulu itu, percuma, aku takkan mampu menembusnya karena aku tak punya cukup kekuatan untuk dapat mendobraknya, hanya saja aku dapat menyentuhnya halus kala aku berada disamping pelukan Mama saat menjelang sakitku. Berserakanlah bekas-bekas muntahan bau busuk keluar dari mulutku mengotori kesakralan janjiku pada Mama, janjiku pada papa, adik kecilku, kawan-kawanku bahkan janjiku pada diriku sendiri dan aku telah menodainya. Kuulang kembali kesalahanku hingga akupun ingin merasakan menjadi mereka yang dibuaikan janji janjiku. Kurasa penat!
Banyak yang berusaha menjadi pahlawan dari kesempatan ini, mencoba memfasilitasi kealpaanku dari nista semu hentak menggebrak payung-payung yang telah terbuka namun ketika hujan turun ia menutupnya. Lalu ada apa dengan semua?! Ataukah hanya sebuah personifikasi segmentasi kehidupan?! Ada apa dengan diriku.. aku ingin bercerita tapi apa kalian mau dengar?!
Ketika aku meminta kalian untuk mendengarkanku
Dan kalian mulai menasihatiku
Kalian tidak melakukan apa yang aku minta!!
Ketika aku meminta kalian untuk mendengarkanku
Dan kalian mengatakan mengapa aku tidak perlu merasa seperti itu
kalian menginjak perasaanku!!! Walaupun itu keliahatannya aneh!!
Ketika aku minta kalian untuk mendengarkanku
Dan kalian merasa harus melakukan sesuatu untuk memecahkan masalahku..
Kalian mengecewakanku!!! Walaupun itu kelihatannya aneh!!
DENGARKAN!!!!
AKU HANYA MINTA KALIAN MENDENGARKAN!!
TIDAK UNTUK BICARA!!!!
ATAU MELAKUKAN APAPUN!!!
AKU HANYA MINTA KALIAN MENDENGARKAN!!
Aku dapat melakukannya sendiri
Aku bukan tidak berdaya
Mungkin aku menjadi kecil hati dan bimbang
Tapi bukan tidak berdaya
Ketika kalian melakukan sesuatu untukku
Yang harusnya aku lakukan sendiri
Kalian menambah rasa takut dan ketidakmampuanku
Tetapi jika kalian menerimanya sebagai kenyataan..
Bahwa aku merasa apa yang aku rasa!
Meskipun tidak logis Aku dapat berhenti mencoba meyakinkan kalian
Dan mulai mencari apa alasan perasaan yang yang tidak logis itu
Ketika itu sudah jelas .. Solusinya pun jelas! dan aku tak perlu lagi Nasihat!!!
Dan jika kalian ingin berbicara
Tunggu giliran kalian yang bicara
Dan aku akan mendengarkannya
Aku hanya inign kalian mendengarkanku, karena selama ini telah banyak omong kosong yang kalian bualkan hanya karena aku tak berdaya!!
Inilah keadaan yang membawaku serta bersamanya.. bukan aku yang dapat merubah keadaan, saat aku bercerita kepada TUHAN.. ”dia” tidak menasihatiku! Dia mendengarkanku! Lalu dengan petunjuknyalah kemudian aku melangkah melewati semua kegetiran ini. Junkie adalah sampah, bukan mereka yang menyebutnya, tapi aku sendiri, aku menyebut diriku sampah karena aku tak pernah merasa berguna! Namun kini aku dapat berani mengatakan YES IM JUNK!!! How do you think?! Karena kini aku telah berbenah, melakukan sedikit sentuhan perubahan kecil lewat petunjuk TUHAN, sehingga aku dapat menjadi sampah yang didaur ulang. Mengubah sesuatu yang tak berguna menjadi guna, mengubah yang tak mungkin menjadi mungkin sehingga aku tak lagi malu untuk mengatakan AKU TAK MENYESAL MENJADI JUNKIE!!!!!

0 Comments:

Post a Comment



 
 
 

Member

 
Copyright © THE LAST EPISODE Powered by: Blogger.com
Template By: Ikhsan Hafiyudin