About Me »
- senzdee
- Please allow me to introduce myself I'm a man of wealth and taste I've been around for a long, long year Stole many a man's soul and faith
Sympathy For The Drugs
Bussines Area »
Artikel Terbaru »
DERAS hujan diluar sana, aku mnjadi keledai dungu malam ini, betapa tidak, aku terjebak dalam kubangan lumpur kesendirianku sendiri, berkelahilah aku malam ini melawan rasa kecewa, aku semakin sadar bahwa peri kecil yang pernah aku sebut sayang itu ternyata tak pernah mempersilahkan aku untuk bergabung bersamanya melewati keheningan malam ini...
dia pernah berikan segenggam keberanian untukku melangkahi sepi...
tapi ketika menatap langit awan2 kelabu berujar "jemari berputar langit diam tanpa kata..percuma menghardik cemas jika dia tetap dibelakang garis keputusasaanmu...?!" aku tak mengerti, lalu keujelang pagi, tanpa banyak kata mentari telah hadir tapi sinarnya tidak terang!!! huffzzz.... biarkan saja mentari bersedih hari ini... sama seperti diriku yang terlalu bodoh untuk kembali mengaduh sedan. jika aku dapat guratkan keabadian bagimu.. izinkan sekaliku memeluk hampa, atau bayangan saat kau hantam mukaku dengan tinju masa lalu kita...
Terima kasih untuk mimpi sesaat...
jauh didalam hati kecilku aku ingin sekali mengatakan...
AKU CINTA KAMU
“Kupu – kupu kecil berlarian disekeliling bunga tanpa suara… kuharap ia terjebak dalam semai benih kasih yang aku tebarkan … aku pun tak pernah pernah menyadari kenapa terjadi… tanpa banyak harap yang tak pasti akan aku jumpai.
aku masih ragu… hanya memandang kupu-kupu itu dari remang.. apa ia tersenyum?!
Sorak sorai terdengar dari lapangan rasa dalam khayalku.. deru mesin jantung yang terus berdetak saat aku melihat kupu-kupu itu terbang dengan indahnya…
Nikmati keanggunan, gemulainya terbang, apalagi saat ia menoleh memandangku bijaksana tanpa berkata apa-apa, berharap senja merangkak cemas.
Kupu-kupu itu mengajakku berdansa… berdansa dalam khayal. Dapatkah aku memeluknya?! Ini nyata kawan!!!!!! Saat kupu-kupu kecil menghampiri aku yang tersedu ketika itu, dan memelukku kuat-kuat. Membuatku bangkit, menengaadahkan kepalaku tinggi-tinggi penuh optimis. Andai saja waktu tak cepat berlalu, maka aku akan terus berterima kasih kepada Tuhan atas pertemuan ini setelah lama ku menantikan saat dimana aku akan kembali mengagguminya....”
Aku lah Kupu - kupu Tua yang sedang berpidato . . .!!!!
takkan pernah ada yang mendengar, walau aku telah berusaha mengagitasi audience bijak bernama cinta... dalam symposium perdebatan hebatnya,...
”Ah.... Kupu-kupu itu telah pergi menjauh”
Ada apa dengan diriku?!
Serang (12 Januari 2009)
Waktu beranjak cepat merambat...simpul-simpul keabadian mulai nampak dari kejauhan, debur ombak dipantai hiasi kedamaian saat aku rasakan dekapan sanghyang erat. Malam ini disetiap sudut aku melihat dengan jelas hiruk pikuk makhluk tuhan yang menyebut dirinya manusia berpesta pora, tenggelam dalam haru canda tawa yang mereka ciptakan, sejenak lelah tersandar di tembok keceriaan, yah, tepat jam 12 malam nanti tahun akan berganti, aku berada disekeliling teman kecilku yang kesemuanya membisikan teriakan akan masalah-masalah yang sejenak mereka tinggalkan. Aku hanya terdiam, seorang kawan bertanya padaku apa yang aku fikirkan dalam diamku, aku tak menjawab, hanya sesekali aku tersenyum, tapi jauh dalam alam bawah sadarku yang aku yakini sebagai mimpi, Aku Rindu kalian!! Masih dalam genggamanku kepegang dengan lembut jabat tangan sahabat-sahabatku, rasakan pelukan hangat dari mereka, pergolakan batin yang terjadi saat aku masih enggan keluar dari kamar-kamar bisu untuk tinggalkan tradisi-tradisi usangku, argumentasi bijak keluar dari kaldera jinggaku, Tak ada guna mencari makna!. Aku mencuri sesuatu dari mereka, aku mencuri tawa lepas mereka, canda, dalam diam aku menangis, apa kalian tahu?! Aku lihat kalian!! Aku rindu kalian Aku cinta kalian!!? Walau aku sadar... WAKTUKU HAMPIR HABIS...
Malam ini sangat dingin sekali... kupegang rantai emosi yang membelengguku saat menahan rasa sakit yang teramat sangat, hamparan pasir putih seketika berubah menjadi lautan manusia yang mengalami dekadensi moral! Masih menganalisa tajam tentang moralitas dalam berbagai tindakan manusia malam ini, huffsfzz sudahlah, Djibril enggan datang malam ini. Teman-temanku tidak menjadi dirinya sendiri, banyak cerita terekam disini, tawa, tangisan, penyesalan, bahkan cinta mulai tumbuh. Hahaha... bangkitkan rasa emosi kala serentak menghitung mundur waktu pergantian tahun, Aku tak ada ditengah-tengah mereka saat kembang api itu dilepaskan, atau bersulang segelas minuman, tapi aku berada tepat dibawah kaki sang penciptaku, bersujud memohon ampun akan dosa ditahun kemarin, aku memang berlumur dosa tapi setidaknya malam ini biarkan aku mengadu pada Tuhanku, berdoa memohon agar semua menjadi lebih baik, dan semoga tercipta damai untukku dan cinta untuk kalian akan tetap bersemayam didalam hatiku sahabat-sahabatku, karena aku sadar, WAKTUKU HAMPIR HABIS..,
Aku ingin tinggalkan satu kenangan bahkan kenangan yang takkan pernah kalian lupakan dihari esok, bahwa ada diantara kalian yang terbelenggu siksa duniawi, aku takkan pernah melupakan saat kita bersama beranjak dewasa, saat kita bersama mencari tahu apa yang kita belum tahu saat itu, saat kita menyadari tentang keterbatasan, status sosial, materialis belaka. Kalian tetap miliku,
Kalian adalah debu... dalam sucinya pengembalian syahdu... kukuh dalam semu...
Kalian adalah aku... saat rasakan sakitku kalian memelukku.....
2008 semuanya tinggal kenangan... tahun 2009, tepat 2 tahun setelah vonis itu diberikan padaku, aku akan menunggu!! WALAU WAKTUKU HAMPIR HABIS....
Rabu 10 Desember 2008
Jalan berliku.. terjal bagai bukit yang mengarak awan dari ujung dunia ke dasar samudera.. siapa punya keabadian?! jelas Tuhan Yang Maha kuasa… tapi apa aku masih punya kuasa.. setidaknya untuk diriku sendiri…
Jingga dalam batas peraduan.. aku terpuruk disini.. sedikit semangat yang aku dapat dari “dia” mungkin sebrangkan aku menuju jalan yang mereka bilang lurus.. hahaha… dalam tawa aku tersipu.. lihatlah bayanganku pun masih tak tampak.. ternyata dia berubah..
Aku menyadari betapa sulit untuk kembali berada disampingya.. ketika berucap pun janji takkan kuberikan.. dia inginkan aku kenakan mahkota edukasional sebagai syarat untuk bersanding bersamanya di singgasana tertinggi cinta yang aku dambakan..
Cinta… cinta…cinta dan cinta… Untukku… Dia… dan Umat manusia…!!
Sejujurnya aku benci harus kembali mengadu… aku tak pernah diberikan kesempatan untuk mempresentasikan paradigma dan kredibilitasku dihadapan punggawa-punggawa yang dia terjunkan untuk mengawasiku… ketidakpercayaan enggan menelurkan benih kejujuran.. terpaku doktrin gila… terbelenggu asa membahana…aku tak bias mengelak dari virus kemunafikan yang kini melandaku.. berlenggak lenggok dengan gemulai disekitarku… telah aku tinggalkan tradisi usang dijurang keputusasaan.. demi kamu sayang.. tak perlu janji tapi realisasi bungkam!
Hari ini hari ketiga kamu lepaskan pelukanmu.. aku rindu…
Aku masih bersama harapan yang tertinggal kala traktat itu kau ciptakan..
Tenang tanpa vandalisme yang dapat mengobrak-abrik lagi kedamaian antara aku dan kamu…
Wanita-wanita yang hinggap dulu.. atau pelacur kecil kali kusebut.. takkan pernah kembali setelah semua murka padaku… kini aku miliki kamu sayang…
Sabtu 12 Juli 2008 (21.25 Malam)
_Dari tepian jalan di Public Area Alun-alun Kota Serang.._
Tak terasa waktu terus beranjak, merangkak perlahan mendekati malam, orang-orang yang lewat dihadapanku, tukang jajanan dijalanan.. papan skateboard,wanita cantik bermata cokelat khas ras bangsa eropa, menghiasi indahnya malam di
Stigma itu masih ada….
Bahkan dari kawan-kawanku sendiri, tak dapat kusangkal keberadaanku seperti “Alien” yang berada persis ditengah-tengah peradaban baru umat manusia yang membiaskan sebuah status bagaikan Dogma…
Cinta untuk manusia…
Mempelajari bagaimana manusia lain berinteraksi dan bersosialisasi, dan aku berdiri ditengah miringnya stigma dan diskriminasi terhadap orang-orang yang terinfeksi HIV seperti diriku!! Ya, tak pernah ada cinta untuk manusia, dan ternyata… semua berpaling dari praktek penilaian objektif bahwa teori kemanusiaan hanya abstrak, dan tak ada lagi tenggang rasa dari seorang manusia yang menyebut dirinya “TEMAN”
Terima kasih untuk tidak mempertanyakan apa statusku, ujarku pada seorang kawan,percuma berdebat jika yang kudapat hanya segenggam cerita sendu, seperti yang dilakukan pengemis dijalanan yang mengharap belas kasihan. Karena untukku masih banyak yang dapat aku lakukan untuk lebih memanusiakan diriku sendiri dan teman-teman sebaya. Memvonis bersalah bukan kita yang menentukan, lebih baik berkaca pada dosa yang telah kita lakukan bukan?!!!
“Usaha terpenting kita adalah berusaha memperjuangkan moralitas dalam berbagai tindakan, keselarasan dan bahwa eksistensi kita bergantung padanya, agar bisa memberikan martabat bagi kehidupan”
Aku terlahir sebagai manusia normal, menangis kali pertama aku dilahirkan kemuka bumi, tanpa dosa apapun atau cacat fisik. Aku merasakan belaian kasih orangtuaku membelai tubuhku tiap hari penuh cinta, tanpa mempertanyakan kelak jadi apa bayi yang baru saja mereka lahirkan ini, semua hanya berharap kelak suatu saat bayi mungil ini akan menjadi manusia berguna untuk keluarga, bangsa, negara, dan agama. Namun ditengah-tengah perjalanan hidupku, aku berada dibelakang garis keputusasaan yang membuatku enggan mendeskripsikan betapa seorang hina seperti diriku dapat terus memacu laju kendaraan hidupku dengan baik. seorang wanita bernama MEIDA pernah membuat aku ingin terus bertahan hidup untuk dapat bersamanya seumur hidupku.. namun... sama seperti kebebasanku, ia pergi begitu saja dari hidupku, dengan dalil ketidakpercayaan akan janji seorang junkie. walaupun ia enggan temaniku sampai saat aku berhenti bernafas, tetapi masih ada si Anti Retroviral yang menemaniku.
Aku terus berjuang agar stigma dan diskriminasi ini tak akan pernah terjadi lagi pada hidupku, hari ini, esok, lusa, dan sampai kapanpun. Karena menurutku DIAM SAMA DENGAN MATI. Selalu berfikir positif bahwa mungkin mereka bersikap diskriminatif karena ketidakmengertian pada permasalahan yang sesungguhnya, aku sangat ingin melihat orang-orang dapat berkomunikasi kepada orang yang terinfeksi HIV/AIDS dengan cara yang mereka lakukannya kepada orang dengan penyakit biasa yang umum. Maksudku tanpa rasa takut, mendeskriditkan, atau menghakimi. Dan teman-temanku yang telah tiada, tangisanku takkan kembali pecah karena aku